Gus Yaqut Minta Tidak Ada Korupsi di Kemenag: Pesan Jokowi Perbaiki Tata Kelola

1 Desember 2021 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021 yang digelar secara virtual. Foto: Dok. Kemenag
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021 yang digelar secara virtual. Foto: Dok. Kemenag
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan praktik korupsi pernah terjadi pada Kementerian Agama yang kini dipimpinnya. Namun, dia berharap perilaku menyimpang hukum itu tak terulang.
ADVERTISEMENT
Ia pun bercerita ketika pertama kali diminta Presiden Jokowi mengisi kursi Menag. Jokowi kala itu tegas meminta kepadanya untuk membenahi tata kelola di internal Kemenag yang dinilai amburadul.
"Saya ketika diminta Presiden, dipanggil Presiden untuk mendapatkan tugas ini apa yang beliau sampaikan? Perbaiki tata kelola di Kementerian Agama. Berarti ada yang salah. Kalau tata kelola salah maka ujung-ujungnya pasti ada penyimpangan, ada tata kelola salah," ungkap Gus Yaqut.
Hal itu disampaikan dalam Webinar Komitmen Kementerian Agama Meningkatkan Integritas dan Budaya Antikorupsi, Rabu (1/12).
"Penyimpangan bisa macam-macam, bisa penyimpangan dalam pelayanan kepada publik, bisa jadi pelayanan terhadap keuangan negara. Saya tidak mau ini terjadi di Kementerian Agama," imbuhnya.
Lebih lanjut, teori kereta api menurutnya akan jadi langkah atau upaya yang dilakukannya untuk membenahi internal Kemenag saat ini. Seperti apa maksudnya?
ADVERTISEMENT
Menag Yaqut Cholil Qoumas saat memimpin upacara Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kemenag di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/1/2021). Foto: Dok. Kementerian Agama RI
Melalui langkah tersebut, ia berharap Kementerian Agama bisa terus hadir sebagai kementerian yang dapat menjadi pedoman bagi institusi lainnya. Khususnya dalam urusan pemberantasan tindakan korupsi.
"Saya mau Kementerian Agama ini benar-benar menjadi Kementerian yang sebagaimana harapan (masyarakat) juga menjadi teladan buat kementerian lain, bisa menjawab keraguan Gus Dur meskipun Gus Dur sudah ndak ada. Bahwa kementerian ini bukan seperti pasar yang semua ada kecuali agama, tapi ini adalah pasar agama-agama. Kementerian Agama ini adalah pasar-pasar dari agama-agama sehingga kalau mau mencari nilai kebaikan jenis apa pun ada di kementerian ini," beber Gus Yaqut.
"Tentu ini membutuhkan komitmen bersama membutuhkan komitmen kita semua. Tanpa komitmen itu maka ya ini menjadi tidak berarti apa yang di tulis di sini, ada unit pengendalian gratifikasi, ada whistleblower dan seterusnya itu nggak ada artinya ndak ada artinya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Gus Yaqut berkelakar menyebut banyak kiai, pendeta, hingga pastor di Kemenag mengerti tindakan fraud atau penyalahgunaan kewenangan yang terkait keuangan negara adalah dosa besar.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melantik 4 pejabat eselon I Kemenag dan 6 Rektor UIN, Jumat (1/10). Foto: Kemenag RI
Akan tetapi, karena tahu bagaimana cara untuk tobat dari kesalahan yang diperbuat, membuat mereka berkeinginan untuk mengulanginya lagi dan lagi.
"Tetapi masalahnya orang yang ngerti ilmunya itu juga ngerti cara tobatnya, itu yang jadi masalah. Ini tahu kalau ini dosa tapi ngerti caranya tobat bagaimana, maka terus dilakukan," ujarnya.
Kondisi tersebut mengingatkan Gus Yaqut pada sebuah pernyataan Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kala itu, Gus Dur mengibaratkan Kemenag laiknya pasar di mana semua hal ada di dalamnya, kecuali satu hal yakni agama.
Pernyataan Gus Dur tersebut dinilai Gus Yaqut sejalan dengan situasi Kemenag saat ini. Padahal, sebagai kementerian yang membawahi urusan keagamaan, Kemenag seharusnya dapat memberikan contoh bagi kementerian lain terutama soal upaya melawan korupsi.
ADVERTISEMENT
"Gus Dur, Kiai Haji Abdurrahman Wahid, Presiden Republik Indonesia keempat, mengatakan Kementerian Agama ini ibarat pasar, semuanya ada kecuali agama. Ini tentu ungkapan yang kelihatannya bercanda, tetapi ini serius," ucap Gus Yaqut.
"Apa yang sedang dilihat Gus Dur itu mirip dengan (kondisi) bahwa Kementerian Agama ini seharusnya bisa menjadi contoh bisa menjadi teladan atas kebaikan-kebaikan dan terutama kebaikan melawan korupsi," sambungnya.