Gus Yaqut: NU-Nasionalis Satu Kesatuan dan Saling Menguntungkan

12 Februari 2022 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan sambutan dalam Webinar Komitmen Kementerian Agama Meningkatkan Integritas dan Budaya Antikorupsi, Rabu (1/12). Foto: Humas Kementerian Agama
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan sambutan dalam Webinar Komitmen Kementerian Agama Meningkatkan Integritas dan Budaya Antikorupsi, Rabu (1/12). Foto: Humas Kementerian Agama
ADVERTISEMENT
Menag Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) berbicara mengenai hubungan antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan kaum nasionalis. Ia mengatakan, hubungan NU dan nasionalis sangat dekat bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengatakan, hubungan NU dan nasionalis saling menguntungkan dan menguatkan dalam membangun negara.
"Integrasi Islam dan nasionalisme bagi NU sebenarnya tidak ada kendala. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari lencana keagamaan tokoh-tokoh NU dalam menempatkan Islam dan nasionalisme dalam posisi simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan dan membutuhkan, mengisi dan menguatkan," kata Yaqut dalam HUT ke-96 NU yang diadakan PDIP, Sabtu (12/2).
"Singkatnya hal ini menunjukkan betapa tokoh NU dan kaum nasionalis adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan selalu bahu membahu untuk membangun negeri yang kita cintai ini. Sejak sebelum merdeka negeri ini," sambungnya.
Karena itu, ia mengatakan perayaan Harlah NU yang diadakan PDIP sebagai pengingat kepentingan agama dan nasionalisme perlu diperjuangkan secara stimultan demi menjaga keseimbangan.
ADVERTISEMENT
"Nahdliyin dan nasionalis adalah backbone negeri ini. Negeri yang tertata kenegaraannya didirikan kodrati majemuk, beragam, dan bhinneka. Baik dalam agama, suku, ras dan golongan. Artinya tanpa kemajemukan, keragaman, dan kebinekaan, tidak ada negeri Indonesia ini," ucap politikus PKB ini.
Yaqut pun mengajak seluruh kader PDIP dan NU untuk bersama menjaga persatuan bangsa dari pihak yang berusaha memecah belah.
"Segala upaya melenyapkan kemajemukan, kebinekaan, dan keragaman di negeri ini adalah sama (dengan) membunuh Indonesia, negeri yang dulu diploklamirkan Bung Karno ini," kata dia.
"Dalam pandangan saya dalam Nahdliyin dan nasionalis untuk bersama-sama mengembangkan sistem sosio, politik yang sah secara teologis yang mempromosikan kesejahteraan bagi umat Islam dan nonmuslim," tutup Yaqut.
Sebagaimana diketahui, PDIP menggelar peringatan Harlah ke-96 Nahdlatul Ulama secara hybrid. Acara ini juga dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
ADVERTISEMENT