Habibie di Mata Romo Magnis Suseno: Kesatria Saat Mundur dari Presiden
ADVERTISEMENT
Rohaniawan Romo Franz Magnis-Suseno turut melayat ke kediaman Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Dia memandang sosok Habibie sebagai seorang kesatria.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Romo Magnis itu mengenang sikap Habibie yang lapang dada saat MPR tak menerima laporannya sebagai presiden pada 1999.
"Saya kagum dengan cara kesatria dan elegan Pak Habibie mengundurkan diri dari kedudukan sebagai presiden sesudah MPR tidak menerima laporannya," kata Romo Magnis di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9)
"Ia memberi contoh bagus bagaimana seseorang menangani kekuasaan, supaya sekarang bertemu dengan istri terkasih Bu Ainun dan berada dalam kedamaian dan kegembiraan Tuhan," tambahnya.
Bagi Magnis, Habibie adalah sosok yang mengesankan. Menurutnya, Indonesia beruntung memiliki sosok tokoh seperti Habibie.
"Pak Habibie itu yang menempatkan Indonesia dalam situasi yang gawat dan terancam dan berbahaya ke jalur yang tepat, membuka Indonesia bagi demokrasi, juga membuka pintu rumah tahanan-tahanan politik, memungkinkan hak asasi manusia mendapat kedudukan yang kuat," ujar pemikir filsafat itu.
Menurut Romo Magnis, peran Habibie saat masa krisis usai Orde Baru. Dia juga mengingat kembali kerelaan Habibie melepas Timor Timur dengan segala keberaniannya lewat referendum.
ADVERTISEMENT
"Beliau punya keberanian untuk menawarkan keadaan Timor Timur, yang sudah lebih 20 tahun diduduki, menyatakan pendapat mereka dan Indonesia merelakan mereka mencapai kemerdekaan," tandasnya.
Pada 1999, Habibie memberi kesempatan Timor Timur untuk melakukan referendum. Pengumuman ini pun membuat kaget seluruh masyarakat Indonesia. Akhirnya Timor Timur mendeklarasikan kemerdekaan pada 20 Mei 2002, setelah PBB menyatakan 78,5 persen warga Timor Timur memilih merdeka.
Kebijakan ini pun mendapat kritik, termasuk menjadi salah satu alasan terkuat penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban Habibie di hadapan Sidang Istimewa MPR, hingga akhirnya Habibie mundur dari jabatan presiden dan mempersilakan digelarnya Pemilu 1999.
Namun bagi warga negara Timor Leste, sosok Habibie sangat dihargai. Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasanya, nama Habibie diabadikan menjadi nama sebuah jembatan baru di Desa Bidau Sant'ana, Dili, yang diresmikan menjelang peringatan ke-20 tahun Hari Pelaksanaan Jajak Pendapat di Dili, 29 Agustus 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Habibie hanya menjabat 1998-1999. Namun, dia mampu menorehkan banyak prestasi di bidang ekonomi dan demokrasi. Misalnya, menurunkan dolar dari Rp 16.800 menjadi Rp 6.500, merevisi UU BI sehingga BI menjadi lembaga independen yang tidak bisa diintervensi oleh presiden, menjamin kebebasan pers lewat UU Pers, melahirkan UU Perlindungan Konsumen, UU antimonopoli, UU Otonomi Daerah, dan banyak lagi.
Hingga saat ini, sejumlah tokoh dan masyarakat terus melayat ke rumah duka Habibie. Rencananya, jenazah Habibie akan dimakamkan sekitar pukul 13.00 WIB di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, tepat di samping kanan makam sang istri, Hasri Ainun Habibie.