Hadapi Cuaca Ekstrem, Gubernur Sulsel Minta Warga Perbanyak Doa

8 Januari 2020 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah saat berkunjung ke gedung KPK pada 5 September 2018. Foto: Eny Immanuella Gloria/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah saat berkunjung ke gedung KPK pada 5 September 2018. Foto: Eny Immanuella Gloria/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV memperkirakan akan terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi (lebat) pada 10 hingga 12 Januari 2020 mendatang di wilayah timur Indonesia.
ADVERTISEMENT
Curah hujan itu disebabkan karena angin monsun Asia akan yang akan melintasi wilayah timur Indonesia dan salah satunya melintas di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menanggapi hal itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengimbau seluruh masyarakat untuk memperbanyak doa menghadapi cuaca ekstrem di awal 2020.
"Kita banyak berdoa kepada Allah SWT, agar dilindungi dari bencana alam di Sulsel ini," kata Nurdin dikutip dari Antara, Rabu (8/1).
Ilustrasi cuaca buruk Foto: Zabur Karuru/Antara
Nurdin mengaku bukan hal mudah memimpin sebanyak 8,82 juta warga Sumsel. Oleh sebab itu Nurdin berharap kepada Tuhan agar diberikan kemudahan dalam menghadapi cuaca ekstrem.
"Kita berdoa agar Allah SWT menurunkan hujan secara teratur, karena salah satu luapan air disebabkan curah hujan yang begitu deras," ucap Nurdin.
ADVERTISEMENT
Mantan Bupati Bantaeng itu berharap seluruh daerah di Sulsel menyiapkan logistik, sarana pelayanan kesehatan, dan tim khusus untuk menghadapi potensi bencana alam.
Sementara Dinas Kesehatan Sulsel telah mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh kabupaten/kota untuk menyiapkan posko kesehatan.
Surat imbauan Dinkes Sulsel itu berdasarkan surat yang dikeluarkan Menteri Kesehatan RI, nomor: YR.03.03/Menkes/I/2020 terkait kesiapsiagaan menghadapi banjir dan tanah longsor, serta tingginya curah hujan beberapa hari ke depan.
Dalam surat itu Dinkes Sulsel menginstruksikan dan mengkoordinasikan agar puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi korban bencana banjir dan longsor.
Selain itu, fasilitas kesehatan diminta agar tidak mempertimbangkan persoalan administrasi ketika memberikan pelayanan kesehatan kepada korban banjir dan longsor.
ADVERTISEMENT