Hadiri Konferensi IAEA, Menlu Retno Dorong Penggunaan Nuklir untuk Tujuan Damai

22 September 2021 10:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan General Conference ke-65 Badan Energi Atom Dunia (International Atomic Energy Agency/IAEA) secara virtual, Senin (20/9). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan General Conference ke-65 Badan Energi Atom Dunia (International Atomic Energy Agency/IAEA) secara virtual, Senin (20/9). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Dalam Konferensi Umum ke-65 Badan Energi Atom Dunia (International Atomic Energy Agency, IAEA), Menteri Luar Negeri RI Retno L Marsudi menegaskan pentingnya penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs resmi Kemlu RI kemlu.go.id, konferensi tersebut berlangsung secara virtual pada Senin (20/9) lalu.
“Kita harus terus mendorong penggunaan nuklir untuk tujuan damai,” ujar Menlu Retno dalam paparannya, Senin (20/9).
Teknologi nuklir, jika disalahgunakan, dapat berdampak buruk terhadap dunia. Terlebih jika digunakan sebagai persenjataan.
Sejumlah negara di dunia saat ini masih berlomba-lomba mengembangkan senjata berteknologi nuklir, seperti Korea Utara dan Iran. Sehingga, dunia masih belum sepenuhnya bebas dari ancaman ini.
Namun, jika digunakan dengan baik, teknologi ini dapat membawa manfaat besar bagi kehidupan. Itulah yang membuat Menlu Retno terus berupaya menegaskan penggunaan nuklir untuk tujuan damai.
Dalam penggunaannya, ada tiga aspek yang harus diperhatikan: keselamatan (safety), keamanan (security), dan perlindungan (safeguards) nuklir.
ADVERTISEMENT
Dalam paparannya, Menlu Retno menjelaskan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Salah satunya adalah untuk mengembangkan varietas padi unggul.
Ilustrasi Nuklir. Foto: Shutter Stock
“Sejak 2013, Indonesia yang diwakili oleh Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman Pangan (PAIR) bekerja sama dengan IAEA dan Badan Pangan Dunia (FAO) telah mengembangkan 23 varietas padi baru,” ujar Kemlu RI dalam keterangannya.
Sepak terjang Indonesia dalam penerapan teknologi nuklir tersebut menggiring RI dua kali memperoleh penghargaan FAO/IAEA Outstanding Achievement Award, yaitu pada tahun 2014 dan 2021.
“Kami merasa terhormat memperoleh FAO/IAEA Outstanding Achievement Award. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap dampak sosial ekonomi dari kolaborasi yang kami lakukan dan bukti kontribusi nuklir terhadap pembangunan berkelanjutan,” ucap Menlu Retno.
Lebih lanjut, teknologi nuklir ini ternyata berguna dalam penanganan pandemi. Nuklir dapat membantu pendeteksian varian-varian virus baru, sehingga dapat mencegah potensi terjadinya pandemi di masa depan.
ADVERTISEMENT
“Mari kita lanjutkan kerja kolektif untuk ‘mempercepat dan memperluas kontribusi energi atom bagi perdamaian, kesehatan, dan kemakmuran’ sebagaimana yang tercantum dalam Piagam IAEA,” pungkasnya.
Konferensi Umum (General Conference, GC) ke-65 IAEA ini berlangsung pada 20-24 September 2021. Konferensi ini dilakukan secara tahunan di Markas PBB Kota Wina, diselenggarakan untuk menentukan arah kebijakan IAEA dalam menjamin penggunaan nuklir untuk tujuan damai.