Haedar Semangati Timnas U-23: Masih Ada Asa ke Olimpiade

3 Mei 2024 9:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat di Fisipol UGM, Selasa (23/4). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat di Fisipol UGM, Selasa (23/4). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Timnas U-23 kalah 1-2 dari Irak dalam perebutan tempat ketiga di Piala Asia U-23. Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyemangati Witan Sulaeman cs.
ADVERTISEMENT
Peringkat ketiga di Piala Asia U-23 penting karena bisa membawa Timnas ke Olimpiade 2024. Meski begitu Garuda Muda masih memiliki kesempatan untuk lolos ke Olimpiade 2024 bila memenangkan pertandingan playoff lawan Wakil Afrika Guinea pada 9 Mei.
"Semoga menang, sehingga kekecewaan beruntun di Qatar ini dapat terobati," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/5).
Lanjutnya, apabila melawan Guinea ternyata Indonesia juga kalah, Haedar meminta para pemain jangan terlampau kecewa. Menurutnya, begitulah perjuangan sepakbola, sebagaimana berjuang dalam dinamika hidup lainnya.
"Hal yang pasti, (pemain) telah bermain hebat hingga kalah tipis lawan Irak di extra time. Luar biasa. Kita bangga menontonnya," bebernya.
Lebih jauh, Haedar menjelaskan menang kalah adalah bagian dari kontestasi. Pun seperti di politik. Jangan lalu larut meratapi kekalahan, tetapi jangan jumawa kala menang.
ADVERTISEMENT
"Sikapi semua dengan tengahan, disertai semangat berjuang memperbaiki diri secara optimal disertai ikhtiar plus tawakal," jelasnya.
Pemain Timnas Indonesia U-23 Ramadan Sanannta berebut bola dengan pemain Timnas Irak U-23 Zaid Ismail pada pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Kamis (2/5/2024). Foto: KARIM JAAFAR/AFP
Haedar juga meminta para pemain belajar dari kekalahan tim-tim besar di kejuaraan dunia.
Dia mencontohkan, Belanda yang memiliki pemain bintang seperti Johan Cruyff, Johan Neeskens, Van Basten, Ruud Gullit, Frank Rijkaard pun dua kali gagal di final Piala Dunia.
"Itali sang juara dunia empat kali bahkan tragis. Tim Azzuri bertabur bintang itu pernah gagal tiga kali melaju ke Piala Dunia," katanya.
"Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Italia gagal lolos setelah kalah oleh Swedia. Tahun 2022 bahkan gagal mengenaskan setelah dikalahkan negara kecil Makedonia Utara 1-0 di semifinal playoff Path C zona Eropa. Jauh sebelumnya, tahun 1958 ketika Brasil juara dunia di Swedia, Itali juga gagal lolos dikalahkan Irlandia Utara kala itu," terang Haedar.
Pemain Timnas Indonesia U-23 Ivar Jenner berebut bola dengan pemain Timnas Irak U-23 Karar Mohammed pada pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Kamis (2/5/2024). Foto: KARIM JAAFAR/AFP
Brasil yang juara dunia lima kali pun saat ini di ujung tanduk menurut Haedar. Brasil terancam nasibnya melaju ke Piala Dunia 2026 lantaran saat ini berada di urutan ketujuh kualifikasi zona CONMEBOL. Memang, masih ada pertandingan lain, kansnya masih terbuka.
ADVERTISEMENT
"Tapi, kesebelasan terhebat di dunia itu justru nasibnya tertatih-tatih. Padahal rival abadinya Argentina nyaman kedinginan di puncak klasemen," kata Haedar.
"Kalah dan menang biasa, sikapi dengan kesungguhan tapi wajar dan tengahan. Tidak usah berlebihan. Tetaplah berjuang gigih. Jangan patah arang dan harapan. Ayo Garuda Muda, masih ada asa di Paris," pungkasnya.