news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hampir Sepekan Usai Ledakan, Pemerintahan Lebanon Terguncang

10 Agustus 2020 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Lingkungan Lebanon Damianos Kattar. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Lingkungan Lebanon Damianos Kattar. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Lebanon berhadapan dengan gelombang pengunduran diri sejumlah menteri, usai ledakan yang meluluhlantakkan Beirut pada Selasa (4/8).
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (9/8), dua menteri yang mundur adalah Menteri Lingkungan Hidup Damianos Kattar dan Menteri Informasi Manal Abdel Samad.
Kattar sebelum mengundurkan diri sempat melontarkan kritik tajam kepada Pemerintahan Lebanon yang dipimpin Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab. Kattar menyatakan, rakyat Lebanon butuh pemerintahan bersih.
Kawah berukuran besar terlihat akibat ledakan di area pelabuhan Beirut, Lebanon Kamis (6/8). Foto: Reuters TV via REUTERS
Tidak cuma di level kabinet, gelombang pengunduran sebagai bentuk protes juga berlangsung di parlemen. Setidaknya per Senin (10/8) ada sembilan anggota parlemen yang mundur.
Sedangkan, dua pejabat senior kota Beirut juga mengambil langkah serupa.
Keadaan di Lebanon semakin parah ketika pada akhir pekan (7-8 Agustus), protes besar digelar di ibu kota Beirut. Lebih dari 5.000 demonstran menuntut agar pemerintahan saat ini segera mundur.
ADVERTISEMENT
Para pengunjuk rasa menyatakan, demo digelar karena rakyat Lebanon tak puas atas kinerja pemerintahan saat ini. Ledakan di Beirut adalah bukti betapa tak mampunya pemerintah mengelola negara.
Sebelum ledakan terjadi, Lebanon tengah dilanda krisis ekonomi dan diperparah dengan wabah corona. Rakyat menuding korupsi juga menjadi biang keladi terpuruknya negara.
Ledakan di Beirut pekan lalu meninggalkan luka mendalam bagi warga setempat.
Hampir sepekan sesudah kejadian, pencarian jenazah masih dilakukan. Menurut Kementerian Kesehatan, masih ada 20 orang yang nasibnya samar.
Proses evakuasi korban ledakan di Beirut, Lebanon. Foto: Hassan Ammar/AP
Sedangkan, per Senin (10/8) sudah 158 orang tewas dan lebih 6.000 lainnya terluka terkena ledakan dahsyat itu.
Ledakan di Lebanon terjadi di sebuah gudang penyimpanan ribuan ton amonium nitrat. Selama enam tahun, bahan berbahaya itu tersimpan di gudang tanpa ada penanganan atau tindakan keamanan sesuai prosedur.
ADVERTISEMENT