Hari Museum Nasional: Rawat Sejarah, Lestarikan Budaya Jakarta

16 November 2019 0:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak peringatan Hari Museum di Kota Tua. Foto: Dok. Pemprov DKI
zoom-in-whitePerbesar
Puncak peringatan Hari Museum di Kota Tua. Foto: Dok. Pemprov DKI
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen penuh dalam melestarikan budaya Jakarta. Salah satunya dengan terus meramaikan museum-museum di Jakarta dengan berbagai kegiatan edukatif.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat dilihat dari perhelatan Puncak Peringatan Hari Museum Nasional 2019. Acara yang bertema “Museum Menyatukan Keberagaman” ini diselenggarakan di Taman Fatahillah, Kota Tua, pada 7-13 Oktober 2019.
Suasana peringatan Hari Museum di Kota Tua. Foto: Dok. Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, museum punya arti arti yang sangat istimewa. Museum bisa mengonversi waktu menjadi ruang yang bisa dinikmati lintas zaman.
“Museum adalah tempat di mana orang bisa merasakan perjalanan waktu. Perjalanan ribuan tahun, ratusan tahun, diubah menjadi ruang, di mana kita bisa belajar, kita bisa mengambil hikmahnya. Kekuatan museum ada di situ,” kata Anies di lokasi, Minggu (13/11).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hari Museum jatuh tiap tanggal 12 Oktober. Pada perayaan tahun ini Hari Museum dimeriahkan dengan berbagai acara, seperti Festival Museum Enjoy Jakarta (FMEJ), Aksi Mural Art, Permainan Tradisional, Festival Komunitas, lomba vlog, hingga open trip ke Pulau Onrust.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Edy Junaedi mengatakan, FMEJ diikuti oleh 72 museum di Indonesia.
“Kegiatan ini diharapkan bisa semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap museum,” ujarnya.
Puncak peringatan Hari Museum di Kota Tua. Foto: Dok. Pemprov DKI
Berbagai kegiatan pada Puncak Hari Museum juga bisa dinikmati oleh masyarakat yang datang ke kawasan Kota Tua.
Salah seorang pengunjung dari Depok, Tri Puspa (35) menyatakan senang dengan adanya festival museum. Ia datang ke Kota Tua bersama keluarga.
GUbernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat Memberikan Sambutan di Perayaan Lebaran Betawi 2019 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (21/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Saya jadi tahu, ternyata ada banyak museum. Menurut saya, museum penting terutama bagi anak sebagai sarana mereka belajar. Jadi bisa langsung melihat, mengamati, dan merasakan sejarah. Bukan sekadar dari membaca atau menghapal. Setelah ini, kami mungkin akan mencicil pergi ke beberapa museum saat hari libur,” kata Tri.
ADVERTISEMENT

Pekan Sastra Betawi

Ondel ondel Jakarnaval Foto: Dok. Pemprov DKI
Pemprov DKI juga sangat peduli dengan kelestarian budaya Betawi. Tidak hanya makanan atau seni budayanya, sastra Betawi juga tidak kalah unik untuk dipelajari dan dilestarikan.
Untuk itu, secara khusus Pemprov DKI Jakarta menggelar Pekan Sastra Betawi. Acara ini digelar pada 5-8 Agustus 2019 di Taman Ismail Marzuki.
Anies mengatakan, sastra Betawi memiliki arti penting karena hampir semua suku atau etnis di Nusantara. Bahkan perwakilan negara-negara di dunia ada di kota metropolitan Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan naik reog di Jakarnaval, di depan Balai Kota, Jakarta, Minggu (30/6). Foto: Moh Fajri/kumparan
"Sastra Betawi perlu diangkat, karena menggambarkan sejarah masyarakat Betawi masa lampau," kata Anies dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Deputi bidang Pariwisata dan Budaya, Yani Wahyu Purwoko, saat membuka acara tersebut.
Acara ini merupakan salah satu wujud kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan masyarakat Betawi. Secara khusus, acara ini terwujud melalui kerja sama Dewan Kesenian Jakarta, Unit Pengelola Taman Ismail Marzuki, Lembaga Kebudayaan Betawi, Balai Pelestarian Nilai Jawa Barat, Komunitas Baca Betawi, dan Betawi Kita.
Koleksi di Museum Benyamin Foto: Dok. Pemprov DKI
Berbagai kegiatan diselenggarakan dalam acara ini, seperti pembacaan puisi, cerpen, Sahibul Hikayat, Lenong, Atraksi Main Pukul, dan tari Lipet Gandes.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada juga workshop menulis cerpen, pantun, skenario, feature, dan seminar mengenai stigma negatif orang Betawi dalam film, serta bazar kuliner.
Beragam kegiatan ini tentu menarik minat warga untuk melihat bahkan terlibat langsung dalam sejumlah kegiatan.
Anies Baswedan Menikmati Atraksi Pencak Silat dari Warga di Perayaan Lebaran Betawi 2019 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (21/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Mira Mai (30) salah satunya. Warga Jakarta Selatan ini sangat menikmati berbagai kegiatan yang disuguhkan di Pekan Sastra Betawi ini.
“Saya menikmati berbagai pertunjukan dalam pekan sastra Betawi. Saya seperti terlempar ke masa lalu saat masih kecil, main ketimpringan, dan lain-lain. Dialog-dialog dalam kesenian Betawi itu ringan, meski ada nasihat, tapi sama sekali enggak menggurui,” ujar Mira.