Hari Pertama Heru Budi Pimpin DKI: Buka Meja Aduan; Beri Pesan ke Lurah-Camat

19 Oktober 2022 8:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/10/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/10/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengawali hari pertamanya mengambil alih Pemprov DKI usai Anies Baswedan purnatugas.
ADVERTISEMENT
Di hari pertamanya, Heru melakukan sejumlah kegiatan di antaranya membuka meja pengaduan di Pendopo Balai Kota hingga memberi pengarahan kepada lurah-camat se-Jakarta. Berikut rangkaian kegiatan Heru yang telah kumparan rangkum:

Buka Meja Pengaduan Per Domisili

Sebetulnya, meja pengaduan bukanlah hal yang asing karena pernah diterapkan di era Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Di era Heru, meja pengaduan dibuka berdasarkan domisili masing-masing.
ASN perwakilan masing-masing domisili akan menerima aduan warga dan akan disampaikan kepada pimpinan wilayah untuk ditindaklanjuti. Di Pendopo Balai Kota, Pemprov juga menyiapkan kudapan ringan hingga minuman sembari warga menunggu gilirannya.
Meja pengaduan dibuka selama 1,5 jam mulai pukul 08.00-09.30. Di hari pertama, Heru menerima total 7 aduan yang terdiri atas Jakarta Pusat 1 aduan, Jakarta Timur 3 aduan, Jakarta Utara 1 aduan, Jakarta Barat nihil, dan Jakarta Selatan 2 aduan.
ADVERTISEMENT

Pesan Heru ke Lurah-Wali Kota: Tanam Pohon Sebanyak-banyaknya

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat meninjau meja pengaduan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/10/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Heru kemudian memberikan pengarahan kepada seluruh lurah, camat, kepala dinas, dan wali kota wilayah administrasi. Dalam salah satu arahannya, Heru meminta mereka menanam pohon sebanyak-banyaknya.
"Pak Wali Kota, para Wali Kota, saya ingin minta Pak Wali tanam pohon sebanyak-banyaknya. Titiknya di mana terserah," kata Heru di Taman Ismail Marzuki (TIM), Selasa (18/10).
Heru memberikan waktu satu bulan kepada jajarannya untuk menanam bibit pohon di beberapa lokasi di wilayahnya masing-masing.
"Setelah sudah banyak, tapi saya kasih waktu satu bulan, entar mulai dari Wali Kota mana, saya serahkan ke bapak-bapak. Bisa dari selatan, timur, barat, dan seterusnya. Nanti kalau sudah lapor tertanam 600, 700, 1.000, kita nanem di titik tertentu yang sudah diusulkan oleh Dinas Taman," ucapnya.
ADVERTISEMENT

Heru Minta Lurah-Wali Kota Jangan Cuti untuk Antisipasi Banjir

Hal lain yang diminta Heru kepada jajarannya di wilayah adalah menunda rencana mereka mengambil cuti. Heru meminta mereka lebih waspada dengan musim hujan yang berpotensi mengakibatkan banjir.
"Hari ini kita memasuki musim hujan. Saya minta kepada seluruh jajaran para Wali Kota untuk tidak mengambil cuti, untuk tidak keluar kota. Pak Sekda, saya sampai hari ini enggak pernah cuti. Dari mulai masuk kepegawaian sampai hari ini tidak pernah cuti, kecuali cuti naik haji 2005. Saya yakin bapak-bapak sama seperti saya," ujarnya.
"Terkait dengan banjir, bapak-bapak sudah paham tapi kadang-kadang lupa, paham tapi kadang-kadang lupa. Para lurah, camat, wali kota identifikasi rawan banjir. Siaga penuh," sambungnya.
ADVERTISEMENT

Pesan Heru ke Lurah-Wali Kota: Saya ASN, Kita ASN, Tak Berpolitik

PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tiba di Pendopo Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (17/10/2022). Foto: Pemprov DKI Jakarta
Dalam kesempatan itu pula, Heru menekankan dirinya kini resmi menjabat sebagai ASN. Ia menyebut, tugas utama ASN mengabdi kepada masyarakat sehingga tidak berpolitik.
Ia meminta sikap tersebut harus diikuti lurah dan camat yang ada di Jakarta.
"Saya ini ASN, kita ASN. Saya tidak berpolitik," ungkapnya.
Heru menegaskan apa yang dikerjakan saat ini sepenuhnya diperuntukkan bagi kepentingan warga Jakarta. Jika memang ada yang berguna dan diapresiasi masyarakat, hal itulah tugas utama yang perlu dilakukan abdi negara.
"Saya tidak tahu politik. Maka kalau program itu bagus untuk masyarakat, silakan," tuturnya.