Heboh Video Kerumunan Pelamar Kerja Pabrik Boneka di Sragen, Jateng

23 September 2020 18:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi CV Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi CV Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Viral sebuah video yang memperlihatkan kerumunan orang antre melamar pekerjaan untuk sebuah pabrik boneka di Sragen, Jawa Tengah. Dalam video itu terlihat kerumunan yang berdesak-desakan tanpa menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar, pelamar baik pria dan wanita terlihat membawa amplop cokelat. Mereka ada yang teriak-teriak karena sesaknya kerumunan tersebut. Bahkan terlihat seorang wanita terjatuh dan terinjak-injak dalam video tersebut.
Kerumunan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sragen karena ada warga yang melaporkan. Sekretaris Disnaker, Afif Aji Putra, meminta manajemen perusahaan PT CWI untuk menghentikan sementara proses rekrutmen hingga diberlakukan protokol kesehatan dengan benar.
"Kami terima laporan tersebut dari masyarakat ada 500 orang mendesak-desakan melamar pekerjaan. Petugas Disnaker bersama tim Gugus Tugas COVID-19 Sragen bergerak menindaklanjuti laporan itu di lapangan," ujar Afif kepada wartawan, Rabu (23/9).
Ia menegaskan insiden kerumunan pelamar yang viral di media sosial itu dinilai sebagai bentuk kesalahan fatal manajemen. Ia menambahkan, pihak perusahaan harusnya bisa mengantisipasi membludaknya pelamar dengan meminta bantuan Pemkab Sragen dalam menerapkan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat menyesalkan kejadian itu. Perusahaan tidak berkoordinasi dengan Pemkab Sragen dan Gugus Tugas COVID-19 Sragen," tambahnya.
Ia menilai jika pihak perusahaan berkoordinasi dengan Pemkab, maka kerumunan tersebut tidak akan terjadi. Selain itu, Afif mengatakan proses rekrutmen bisa dilakukan secara online atau tatap muka dengan menggunakan nomor antrean.
"Kami mengapresiasi langkah perusahaan membuka rekrutmen karyawan dalam jumlah banyak di tengah situasi ekonomi yang sulit. Namun, cara mereka tidak menerapkan protokol kesehatan sangat beresiko menimbulkan klaster corona di Sragen," pungkasnya.