Helikopter PBB Jatuh di Kongo, 8 Orang Tewas

31 Maret 2022 8:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi helikopter jatuh. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi helikopter jatuh. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Helikopter yang dioperasikan oleh misi penjaga perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (DRC) jatuh pada Selasa (29/3). Insiden itu menewaskan 8 orang.
ADVERTISEMENT
Misi Stabilisasi Organisasi PBB di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) tidak mengungkap penyebab kecelakaan helikopter itu. Pihaknya hanya mengatakan, penyelidikan tengah berlangsung.
Helikopter Puma itu mengangkut delapan orang, termasuk enam awak yang merupakan militer Pakistan. Sedangkan dua personel lain berasal dari Rusia dan Serbia.
Tentara di Kongo. Foto: Alexis Huguet / AFP
Usai menerima laporan, MONUSCO meluncurkan operasi penyelamatan dan pencarian. Mayat para korban berhasil dibawa dari lokasi kecelakaan selama operasi tersebut.
"Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengungkapkan rasa terkejut dan kesedihan yang mendalam dan memberi penghormatan kepada upaya perdamaian global oleh angkatan bersenjata Kongo," kata kantor presiden Pakistan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
MONUSCO melaporkan, helikopter itu sedang melangsungkan misi pengintaian sebelum jatuh di Tshanzu, Provinsi Kivu Utara. Wilayah tersebut tengah menghadapi pergolakan yang melibatkan pertempuran antara kelompok pemberontak M23 dan tentara Kongo.
ADVERTISEMENT
Tentara DRC lantas menuduh, helikopter itu ditembak jatuh oleh pemberontak M23. Namun, kelompok itu membantah tudingan tersebut. Mereka mengeklaim, militer Kongo bertanggung jawab atas kecelakaan itu.
Ilustrasi tentara Kongo berjaga dari serangan Pasukan Demokrat Sekutu Kongo. Foto: Katombe/Reuters
Kelompok M23 diusir dari DRC usai meluncurkan rentetan serangan pada 2012 dan 2013. Kelompok itu telah diburu hingga ke negara tetangga DRC, Uganda dan Rwanda.
Sejak itu, para pejuang M23 kembali untuk melancarkan serangan. Gempuran M23 menerjang sejumlah lokasi di DRC.
Terbaru, pertempuran sengit meletus pada Minggu (27/3/2022) malam waktu setempat. M23 dikabarkan telah menyerang dua posisi tentara Kongo.
Koordinator masyarakat sipil Jean Damascene Baziyaka mengungkap sebuah dugaan mengenai operasional M23. Baziyaka mengatakan, para pemberontak telah pindah ke Kota Kabindi dan mendekati pusat administrasi lokal wilayah itu, yakni Kota Rutshuru.
ADVERTISEMENT
"Jika musuh-musuh ini berhasil mengusir pasukan kami, pusat Rutshuru akan jatuh," tutur Baziyaka.
Relawan Palang Merah naik ke kendaraan lapis baja misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di DR Kongo (MONUSCO) untuk melindungi diri dari peluru selama serangan oleh milisi Codeco. Foto: Alexis Huguet / AFP
Serangan-serangan yang diluncurkan M23 telah menelantarkan ribuan warga sipil. Palang Merah Uganda mencatat, sekitar 6.000 warga sipil Kongo telah melarikan diri ke Uganda.
Selain menampung pengungsi, Uganda turut memasuki medan pertempuran. Tetangga Uganda mengatakan, serdadunya telah membunuh 14 pemberontak kelompok itu di dekat perbatasan dengan DRC pada Selasa (28/3/2022).
"Malam ini mereka (M23) menyerang kami, mereka menembaki sisi Uganda dan beberapa rumah sipil dihancurkan. Pasukan kami merespons dan 14 pemberontak tewas, tujuh ditawan perang," tutur juru bicara militer Uganda, Brigadir Felix Kulayigye, seraya menambahkan bahwa salah satu tentaranya juga tewas dalam pertempuran itu.
Ratusan pengungsi berkumpul untuk pembagian ember dan sabun di kamp pengungsi Rhoo. Foto: Alexis Huguet / AFP
Telah ada upaya regional dalam beberapa tahun terakhir untuk mendemobilisasi M23. Namun, para pemimpin kelompok itu mengeluhkan lambatnya implementasi kesepakatan damai.
ADVERTISEMENT
M23 menuduh, tentara Kongo mengobarkan perang untuk melawan kelompoknya. Juru bicara M23 Willy Ngoma kemudian mengatakan pada Selasa (28/3/2022), kelompok itu bertempur hanya untuk mempertahankan diri.
Penulis: Sekar Ayu