Hewan Ternak Terpapar PMK, Bolehkah Diobati dengan Jamu Tradisional?

14 Juni 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah sapi di Segoroyoso, Pleret, Kabupaten Bantul. Daerah tersebut selama ini dikenal sebagai sentra sapi, Selasa (14/6/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah sapi di Segoroyoso, Pleret, Kabupaten Bantul. Daerah tersebut selama ini dikenal sebagai sentra sapi, Selasa (14/6/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) banyak menjangkiti hewan ternak seperti sapi dan kambing. Pedagang dan peternak pun melakukan sejumlah upaya untuk menyembuhkan penyakit yang dialami hewan ternaknya dengan pengobatan ramuan tradisional atau jamu.
ADVERTISEMENT
Suhardiyono (62) pedagang sapi di Segoroyoso, Pleret, Kabupaten Bantul, DIY, mengatakan, ada sejumlah jamu yang diberikan kepada sapi yang bergejala PMK. Ramuan ini, didapatnya secara turun temurun.
"Untuk mencegah penyakit dan menambah nafsu makan untuk kesehatan juga," kata Suhardiyono ditemui di Segoroyoso, Selasa (14/6).
Untuk jamu diberikan dua kali sehari kepada sapi. Ramuannya adalah kunyit, temuireng, jahe yang diblender dan direbus. Kemudian gula aren juga direbus. Setelah dingin, ramuan itu diminumkan ke sapi.
"Ya pengalaman dari nenek moyang dulu, simbah-simbah dulu, memang pencegahannya itu," terangnya.
Sejumlah sapi di Segoroyoso, Pleret, Kabupaten Bantul. Daerah tersebut selama ini dikenal sebagai sentra sapi, Selasa (14/6/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Apabila sapi mengalami gejala di bagian kuku, maka diberikan ramuan gamping yang dibakar. Lalu, gamping itu dioleskan ke sela-sela jari dengan begitu lalat tidak akan berani mendekat.
ADVERTISEMENT
Lalu, jika sapi mengalami gejala mengeluarkan air liur maka akan diberikan sambal dengan kecap dan diurut lidahnya. Fungsinya agar lidah sapi tetap terus bergerak.
"Supaya lidah gerak untuk menggerakkan lidah asinnya itu," ujarnya.
Dia menjelaskan dari 43 sapi yang ada di kandangnya ini, hampir semua mengalami gejala PMK. Akibatnya, harga sapi dagangannya pun ikut anjlok. Terlebih beberapa waktu lagi akan Idul Adha.
"Memang penyakitnya seperti COVID (cepat menyebar). Iya turun harganya. Ya turunnya banyak kira-kira bisa 10 persen," bebernya.

Pemberian Jamu ke Ternak Diizinkan Sembari Tunggu Vaksin

Dokter hewan bersiap memberikan suntikan vaksin kepada ternak sapi yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di pasar hewan Desa Sibreh, Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/5/2022). Foto: Ampelsa/ANTARA FOTO
Koordinator Pelayanan Veteriner BBVet Wates, drh Indarto Sudarsono, mengatakan, upaya yang dilakukan pedagang dan peternak untuk mengobati hewan ternak dengan cara tradisional diperbolehkan. Upaya itu memang perlu dilakukan sembari menunggu vaksin dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Ada diberikan beberapa rempon-rempon (ramuan -red) untuk menambah tenaga dia (ternak) seperti penambahan gula, diberi kunyit itu untuk menambah kekuatan tubuh supaya dia bisa (sehat). Pemerintah pusat baru mengupayakan vaksin semoga dalam waktu dekat ini datang nanti akan didistribusi," kata Indarto.
Namun apabila gejala yang dialami sapi semakin parah, Indarto meminta agar peternak dan pedagang menghubungi Puskeswan terdekat.
"Saya kira yang profesional dokter Puskeswan, banyak dokter Puskeswan sini untuk bisa mengobati itu," terangnya.