Hidayat Nur Wahid: Kami Legawa Cawapres Anies Bukan dari PKS

15 Agustus 2023 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hidayat Nur Wahid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hidayat Nur Wahid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid legawa bila akhirnya Anies Baswedan tak memilih kader parpolnya sebagai cawapres untuk 2024. Semua diserahkan ke keputusan Anies atas diskusi dengan Koalisi Perubahan (PKS, NasDem, Demokrat).
ADVERTISEMENT
“Dari dulu kami legawa, ketika Pilgub 2017 PKS legawa tidak mengajukan calonnya,” kata HNW kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8).
Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan, secara kaderisasi PKS sebenarnya mumpuni untuk mengajukan beberapa nama salah satunya Ahmad Heryawan atau akrab disapa Aher.
Aher pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat selama 2 periode sejak tahun 2008 sampai 2018.
“Kang Aher misalnya, dia dua kali jadi Gubernur di Jawa Barat yang warganya empat kali lipat dari warga Jakarta,” lanjut dia.
Anies Baswedan usai menghadiri Milad ke-21 PKS di Grha Wanabhakti Yasa, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (18/5/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Hanya saja, karena beberapa pertimbangan PKS menilai untuk tidak mengajukan cawapres dari kalangan internal. Mereka memilih untuk mengikuti capres pilihan Anies.
Menurutnya, hanya Demokrat yang mengajukan kader internal. Yakni sang ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
ADVERTISEMENT
“Kami mempertimbangkan, okelah untuk kemasalahatan lebih besar kami menarik Pak Aher untuk kemudian kami dukung Pak Anies dan calon wakil presidennya,” tuturnya.
Meski tidak spesifik menyebutkan nama, Waketum NasDem Ahmad Ali sebenarnya pernah menyinggung kriteria yang cocok untuk mendampingi Anies. Yakni memiliki darah NU dan berasal dari Jawa Timur.
Infografik Peta Koalisi Capres 2024. Foto: kumparan
Terkait hal ini pun HNW mengaku tidak masalah, asalkan nama cawapres ini dirembukkan dan disepakati oleh koalisi.
“Ya kalau dari kami tentu melengkapi itu baik ya, tapi melengkapi itu juga banyak faktor yang harus dilengkapi. Tentu juga faktor NU, faktor Muhammadiyah semuanya harus dipertimbangkan,” tutur HNW.