Hindari Kerumunan, Keraton Yogyakarta Tiadakan Tradisi Grebeg Syawal

12 Mei 2021 2:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grebeg Syawal  yang diadakan KKeraton Yogyakarta saat Idul Fitri Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Grebeg Syawal yang diadakan KKeraton Yogyakarta saat Idul Fitri Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Masih dalam suasana pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta memutuskan meniadakan acara tradisi Grebeg Syawal 1442 Hijriah yang akan jatuh pada 13 Mei 2021.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Antara, Keputusan itu diambil Keraton demi mencegah penularan virus corona.
"Pokoknya saya tidak mau melakukan yang kira-kira berkerumun," kata Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (11/5)
Selain Grebeg Syawal, menurut Sultan, Keraton Yogyakarta juga meniadakan acara tradisi lainnya, termasuk Hajad Dalem Ngabekten atau sungkeman.
Dengan penundaan sejumlah acara tradisi itu, ia berharap masyarakat juga mengikuti dengan menunda berbagai kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan.
"Saya berharap masyarakat juga menunda, Grebeg dan sebagainya juga kami tunda supaya tidak jadi omongan orang," tutur Gubernur DIY itu.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara itu, Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono mengatakan bahwa meskipun ditiadakan, keraton akan tetap melakukan penyesuaian prosesi pembagian rengginang secara terbatas untuk kalangan internal keraton.
ADVERTISEMENT
"Rengginang ini juga akan dibagikan ke dua tempat yang berbeda sebagaimana Grebeg pada umumnya, yakni Puro Pakualaman dan Kepatihan," kata Condrokirono.
Lebih lanjut, Condrokirono mengatakan meskipun arak-arakan gunungan dan prajurit pada Grebeg Syawal tidak diselenggarakan, ia menegaskan makna Grebeg itu sendiri tidaklah hilang.
"Meski tidak ada prosesi arak-arakan prajurit dan gunungan, Grebeg tetap tidak kehilangan esensinya, yakni perwujudan rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi, yang dibagikan untuk rakyatnya," kata putri kedua Sultan HB X ini.