Hipertensi hingga Diabetes Sebabkan Kematian karena Corona di Jateng Tinggi

30 Juni 2020 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membawa peti jenazah pasien virus corona untuk dimakamkan di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa peti jenazah pasien virus corona untuk dimakamkan di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mayoritas pasien corona di Indonesia yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta (komorbid). Tercatat 85 persen dari 2.745 pasien corona yang meninggal memiliki penyakit bawaaan.
ADVERTISEMENT
Begitu pula di Jawa Tengah. Dari pasien positif sebanyak 3.996 orang, 322 di antaranya meninggal dunia.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan berdasarkan analisis, mayoritas pasien corona yang meninggal menderita hipertensi hingga diabetes.
“Ternyata dari kasus kematian yang tinggi, kami melakukan analisis terhadap riwayat penyakit,” kata Ganjar dalam paparannya di depan Presiden Jokowi di Gedung Gradhika, Kantor Gubernur Jateng, Semarang, pada Selasa (30/6).
Ganjar menambahkan, pasien positif COVID-19 yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes lebih mudah mengalami perburukan hingga akhirnya meninggal dunia.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Berdasarkan data Pemprov Jateng, pasien corona yang meninggal dengan riwayat penyakit hipertensi sebanyak 39,6 persen, diabetes sebanyak 36 persen. Kemudian pasien meninggal yang mengidap ginjal kronis, gagal jantung, jantung koroner, asma hingga lainnya berada di angka 5 persen.
ADVERTISEMENT
“Ternyata tertinggi Pak Presiden itu karena hipertensi, kedua karena diabetes, ketiga karena ginjal kronis. Lalu ada gagal jantung, asma, stroke, dan lain-lain,” tutur Ganjar.
Ganjar menyatakan, analisis ini bakal digunakan untuk menangani lebih cepat pasien COVID-19 yang memiliki penyakit penyerta.
“Ini kondisi yang mereka kemudian sangat cepat prosesnya dan membutuhkan perhatian. Maka identifikasi sejak awal ini yang kita lakukan,” tutupnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.