Hizbullah: Serangan AS ke Houthi Membahayakan Keamanan Maritim

15 Januari 2024 4:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hassan Nasrullah pemimpin Hizbullah Libanon Foto: Khalil Hasan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Hassan Nasrullah pemimpin Hizbullah Libanon Foto: Khalil Hasan/Reuters
ADVERTISEMENT
Pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrullah, menilai tindakan Amerika Serikat di Laut Merah akan membahayakan keamanan semua pelayaran karena wilayah tersebut kini telah menjadi zona konflik.
ADVERTISEMENT
“AS harus menyadari bahwa keamanan Laut Merah, Lebanon, Irak dan Yaman semuanya bergantung pada satu hal: mengakhiri perang di Gaza,” kata Hassan Nasrallah dalam pidatonya, Minggu (15/1) dikutip dari Al-Jazeera.
“Daripada mengobati gejalanya, mereka harus mengobati penyebabnya,” tambahnya.
Pernyataan Nasrallah itu mengacu pada operasi gabungan angkatan udara AS dan Inggris yang melancarkan serangkaian serangan terhadap Yaman pada hari Jumat dan Sabtu lalu.
Serangan gabungan itu menargetkan pemberontak Houthi yang telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel selama perang di Gaza.
Serangan tersebut, yang menurut AS menargetkan fasilitas Houthi, semakin memicu kekhawatiran akan meluasnya perang di Gaza. Terlebih Houthi juga berjanji akan membalas serangan tersebut.
Serangan Houthi terhadap pelayaran internasional telah mengganggu perdagangan global dan meningkatkan biaya pelayaran, sehingga mempengaruhi negara-negara Barat untuk melakukan intervensi.
ADVERTISEMENT
Para pemberontak mengatakan tindakan mereka adalah respons terhadap perang Israel terhadap Palestina dan berjanji akan terus melanjutkannya selama pemboman di Jalur Gaza terus berlanjut.
Baik Houthi maupun Hizbullah didukung oleh Iran dan juga merupakan bagian dari yang disebut 'poros perlawanan' terhadap Israel.
Pria Yaman mengacungkan senjata mereka dan memegang potret pemimpin Huthi Abdul Malik al-Houthi selama protes solidaritas terhadap rakyat Palestina di ibu kota Yaman yang dikuasai Huthi, Sanaa pada 5 Januari 2024. Foto: Mohammed Huwais / AFP
Nasrallah mengatakan AS salah jika mengira Houthi akan berhenti menghadapi Israel di Laut Merah.
“Yang lebih berbahaya adalah apa yang dilakukan Amerika di Laut Merah akan membahayakan keamanan seluruh navigasi maritim, bahkan kapal-kapal yang tidak menuju Palestina, bahkan kapal-kapal yang bukan Israel, bahkan kapal-kapal yang tidak ada hubungannya dengan Palestina,” katanya,
“Karena laut telah menjadi arena pertempuran, rudal, drone, dan kapal perang,” sambungnya.
Hizbullah, kelompok yang berbasis di Lebanon, sejauh ini menahan diri untuk tidak ikut serta dalam perang. Namun, mereka tetap memberikan tekanan tinggi terhadap Israel dengan melakukan serangan hampir setiap hari di sepanjang perbatasan selatan.
ADVERTISEMENT
Meskipun baku tembak dari kedua belah pihak sebagian besar masih terbatas di wilayah perbatasan, risiko eskalasi besar masih tetap ada.
Baku tembak yang terus berlanjut telah memaksa puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan untuk mengungsi. Lebih dari 96.000 warga Israel kini tinggal di akomodasi sementara, sebuah kondisi yang menurut Hizbullah menguntungkan mereka.
“Front kami menimbulkan kerugian pada musuh dengan memberikan tekanan pada pengungsi,” kata Nasrallah.