Hizbullah Tak Akan Tinggal Diam usai Israel Bunuh Pemimpin Hamas di Lebanon

6 Januari 2024 5:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hassan Nasrullah pemimpin Hizbullah Libanon Foto: Khalil Hasan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Hassan Nasrullah pemimpin Hizbullah Libanon Foto: Khalil Hasan/Reuters
ADVERTISEMENT
Pemimpin Hizbullah Lebanon memperingatkan Israel bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dan segera merespons pembunuhan terhadap wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Aruri. Serangan Israel yang menewaskan Aruri terjadi di Ibu Kota Lebanon.
ADVERTISEMENT
"Respons pasti akan datang. Kita tidak bisa tinggal diam terhadap pelanggaran sebesar ini karena ini berarti seluruh Lebanon akan terekspos," kata Hassan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari AFP, Sabtu (6/1).
“Keputusan sekarang ada di medan perang,” ucapnya.
“Pejuang dari seluruh wilayah perbatasan… akan menjadi yang pertama merespons pelanggaran berbahaya di perbatasan (selatan) (Beirut),” lanjutnya.
Media Lebanon menyebut Arouri tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel di kantor Hamas di ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa malam waktu setempat. Dia adalah tokoh Hamas paling terkenal yang terbunuh dalam perang tersebut.
Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut namun seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa Israel lah yang melakukan serangan tersebut. Ini adalah serangan pertama yang terjadi di ibu Kota Lebanon sejak ketegangan terjadi.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Nasrallah telah memperingatkan Israel agar tidak melancarkan perang terhadap Lebanon, dan mengancam bahwa respons Hizbullah tersebut akan “tanpa batas”.
Hizbullah dan musuh bebuyutannya Israel, hampir setiap hari saling baku tembak lintas perbatasan sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober, namun pembunuhan Aruri telah menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi.
Sejak permusuhan dimulai, kelompok tersebut telah melakukan sekitar 670 operasi, menargetkan 48 posisi perbatasan Israel dan 11 lokasi belakang, kata Nasrallah.