HNW soal Patungan Beli Kapal Selam: Jangan Lihat Jumlah, tapi Semangatnya

27 April 2021 20:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menanggapi soal Masjid Jogokariyan Yogyakarta dan ustaz Abdul Somad yang menggalang dana untuk membeli kapal selam baru. Hal itu diupayakan agar bisa menggantikan KRI Nanggala-402 yang tenggelam di Perairan Utara Bali.
ADVERTISEMENT
HNW memberikan apresiasi atas kegiatan penggalangan dana ini. Menurutnya, kegiatan itu menunjukkan kecintaan warga terhadap bangsa Indonesia.
"Pertama mestinya kita harus ambil spiritnya, bahwa umat Islam dan bangsa Indonesia sangat mencintai bangsa dan negaranya sehingga mereka tergerak hatinya dan tidak tega kalau kapal selamnya berusia tua, dan kemudian terjadilah tenggelam dan gugurlah 53 prajurit TNI yang terbaik” kata Hidayat, Selasa (27/4).
Dia menjelaskan, sudah seharusnya semangat yang ditujukkan pihak-pihak yang terlibat dalam penggalangan dana itu bisa dicontoh.
"Harusnya semangat itu yang diapresiasi. Jangan dipatahkan dengan jumlah dan lain-lain. Kecintaan terhadap bangsa dan negara itu yang harus diterima dan kecintaan itu tak terhingga harganya" ujarnya.
Sebagai contoh, warga Aceh ketika Presiden Sukarno memimpin sempat membantu pemerintah patungan membeli pesawat terbang yang pertama. Dari hasil patungan itulah Indonesia akhirnya mempunyai pesawat terbang pertama.
Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut
"Dulu Bung Karno datang ke Aceh dan meminta warga Aceh untuk patungan beli pesawat terbang, mereka langsung melepas perhiasan yang mereka miliki. Nah pesawat pertama Indonesia yang dibeli bangsa Indonesia itu, kan, namanya Seulawah, nama daerah di Aceh. Diberikan sebagai penghargaan atas patungannya warga Aceh,” kata HNW.
ADVERTISEMENT
Dari contoh itu, sudah seharusnya semuanya tetap optimis sehingga tidak meremehkan semangat pihak-pihak yang menggalang dana untuk membeli kapal selam.
"Nah ternyata warga Indonesia bisa patungan bantu negara. Jadi jangan understimate," ujarnya.
HNW juga menilai penggalangan dana ini bisa diartikan sebagai sentilan bagi pemerintah Indonesia agar bisa mengalokasikan anggaran sesuai dengan prioritas.
"Faktor berikutnya, peristiwa patungan warga ini juga harus dimaknai sebagai kritik rakyat Indonesia terhadap pemerintah Indonesia. Karena dibanding anggaran pribadi rakyat, sesungguhnya pemerintah Indonesia memiliki banyak anggaran, tapi sering tak dialokasikan sesuai asas urgensi atau prioritas," tutur dia.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini mencontohkan keputusan pemerintah yang mengalokasikan anggaran kepada Jiwasraya sebesar Rp 20 triliun dan juga pembangunan ibu kota baru.
ADVERTISEMENT
Padahal ada kebutuhan lain yang harusnya dipenuhi karena urgensinya, seperti memperbaharui kapal selam dan alutsista lain yang mestinya dimiliki Indonesia.