Hoaxbuster Sinovac untuk umroh dan haji

Hoaxbuster: Kabar Vaksin Sinovac Tidak Diakui oleh Arab Saudi dan WHO

14 April 2021 14:10 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Beredar sebuah unggahan di Facebook yang mengatakan bahwa vaksin Sinovac tidak diakui oleh Kerajaan Arab Saudi dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
ADVERTISEMENT
Ia menyebut hal itu berdampak pada penolakan jemaah umrah dan haji yang disuntik vaksin asal China tersebut.
Berikut narasi unggahannya:
Vacsin Sinovac Biofarma “Tidak di akui oleh Kerajaan Saudi Arabia ( bahkan oleh WHO sekalipun) .
Untuk Jemaah Umrah atau Haji ...Semua permainan “Uang dan kekuasaan “saja untuk dapat melaksanakan suatu bentuk Ibadah .Mari kita lihat permainan ini berakhir dgn kemenangan siapa..!!!Semoga Upaya Positive Pemerintah Republik Indonesia membuahkan hasil
Hoaxbuster: Fakta vaksin Sinovac Biofarma belum diperbolehkan untuk umroh dan haji. Foto: kumparan
Benarkah informasi tersebut?
Saat ini, Pemerintah Arab Saudi memang sudah memperbolehkan jemaah khusus umrah dengan syarat telah melakukan vaksinasi corona yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin Sinovac termasuk bagian dari vaksin yang direkomendasikan WHO. Namun belum mengantongi Emergency Used Listing (EUL) resmi WHO.
ADVERTISEMENT
"Iya Sinovac masuk list (rekomendasi) tapi belum dapat Emergency Used Listing (EUL). Di WHO itu ada yang rekomendasi, ada yang EUL," kata Nadia kepada kumparan, Jumat (9/4).
Nadia menegaskan, vaksin Sinovac bukannya tidak mendapat EUL, tetapi saat ini vaksin Sinovac masih dalam proses untuk mendapatkan EUL.
"Persyaratan EUL ini sedang dalam proses di WHO," jelas Nadia.
Dikutip dari WHO, sebuah vaksin harus melewati tiga tahapan yakni fase pre-darurat (pengenalan produk), proses kedaruratan (keputusan final terkait kedaruratan produk), dan pascadistribusi (pengawasan produk) dalam mendapatkan EUL.
Berdasarkan data terbaru WHO, baru ada empat vaksin yang mendapat EUL: Pfizer, AstraZeneca produksi Korea Selatan, AstraZeneca produksi India, serta Johnson & Johnson.
WHO saat ini sedang memproses EUL Sinovac dan diperkirakan akan ada hasilnya akhir April ini.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas juga membenarkan vaksin Sinovac yang digunakan Indonesia secara masif sejak Januari 2021 belum mendapat sertifikasi atau EUL dari WHO.
Namun, bukan berarti pemerintah Arab Saudi menolak vaksin tersebut. Hanya saja, vaksin Sinovac masih dalam proses mendapatkan EUL.
"Kalau belum (mendapatkan EUL) itu bukan berarti tidak, pasti ada proses yang sedang dilakukan agar Sinovac ini bisa teregister oleh WHO," tambahnya.
Meski demikian, saat ini jemaah Indonesia belum bisa menunaikan umrah karena Indonesia termasuk 20 negara yang terkena larangan terbang ke Arab Saudi sejak Februari 2021. Larangan ini sebagai upaya Arab Saudi mengendalikan penyebaran virus corona.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten