Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Hoaxbuster: Kepala Peneliti Pfizer Sebut Vaksin Corona untuk Sterilisasi Wanita
28 Februari 2021 9:23 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah informasi dengan klaim vaksin corona bisa menyebabkan infertilitas beredar di media sosial. Salah satu unggahan tersebut menyebutkan vaksin corona menyebabkan kemandulan pada wanita.
ADVERTISEMENT
Kabar itu bermula dari sebuah artikel berbahasa Inggris dengan judul Kepala Penelitian Pfizer: Vaksin Covid merupakan Sterilisasi untuk Wanita. Konten tersebut muncul di sebuah petisi untuk menuntut penghentian uji klinis vaksin.
Dalam artikel itu tertulis vaksin corona mengandung protein yang disebut dengan syncytin-1. Zat itu diduga bisa mempengaruhi plasenta pada manusia. Akibatnya, kandungan protein dalam vaksin saat membentuk imunitas bisa menyebabkan kemandulan.
Syncytin-1 merupakan jenis protein yang berasal dari retrovirus endogen manusia. Zat ini sangat penting dalam pembentukan syncytiotrophoblast, lapisan terluar dari plasenta manusia, yang bertanggung jawab untuk pertukaran nutrisi dari ibu ke embrio.
Dikutip dari lembaga factcheck.org, klaim tersebut merupakan hoaks. Tidak ada vaksin corona yang telah disetujui mengandung syncytin-1. Hasil penelitian tersebut ditegaskan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists pada 5 Februari 2021.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan itu menyebutkan, dalam penelitian terbatas tidak ada masalah kemandulan dari ribuan peserta uji coba vaksin corona. Dalam studi vaksin Moderna yang dilakukan pada hewan, juga tidak menunjukkan dampak pada reproduksi wanita.
Bahkan turunnya kesuburan akibat efek samping dari vaksin corona juga belum ditemukan dalam sejumlah penelitian oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Jadi, tak benar vaksin corona menyebabkan sterilisasi pada wanita. Bagi Anda yang menemukan konten dicurigai hoaks, silakan kirimkan redaksi@kumparan untuk kami verifikasi.