Hoaxbuster: Klaim 86% Anak Mengalami Efek Samping dalam Uji Klinis Pfizer

5 Juli 2021 19:13 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoaxbuster: 86% Anak Mengalami Efek Samping dalam Uji Klinis Pfizer . Foto: Daily Expose
zoom-in-whitePerbesar
Hoaxbuster: 86% Anak Mengalami Efek Samping dalam Uji Klinis Pfizer . Foto: Daily Expose
ADVERTISEMENT
Beredar klaim sebanyak 86 persen anak-anak mengalami efek samping yang cukup parah dalam uji klinis vaksin corona Pfizer. Bahkan klaim itu muncul dalam artikel online.
ADVERTISEMENT
"Mengejutkan! 86% Anak-anak Alami Reaksi terhadap Vaksin Pfizer dalam Uji Klinis," tulis judul artikel tersebut.
Dalam artikel itu disebutkan angka 86 persen itu berasal dari laporan lembar fakta Pfizer dalam uji klinis untuk anak-anak berusia 12-15 tahun. Dalam tabel itu, sebanyak 86,2 persen mengalami rasa sakit.

Cek Fakta

Dikutip dari Reuters, BPOM Inggris masih memperpanjang pemberian izin untuk pengunaan vaksin Pfizer pada usia 12 hingga 15 tahun.
Hanya saja, dalam laporan uji klinis, keamanan pada sampel anak berusia 12-15 sebanding dengan orang dewasa berusia 16-25 tahun.
Juru Bicara BPOM Inggris mengatakan kepada Reuters, efek samping dalam uji klinis tersebut hanya dari ringan hingga sedang. Seperti nyeri di bagian lengan dan kelelahan.
ADVERTISEMENT
"Efek samping yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 12 hingga 15 tahun adalah nyeri di tempat suntikan (> 90%), kelelahan dan sakit kepala (> 70%), mialgia dan kedinginan (> 40%) , artralgia dan pireksia (> 20%)," ujar juru bicara tersebut kepada Reuters.

Kesimpulan

Jadi, narasi yang menyebutkan sebanyak 86 persen anak-anak mengalami efek samping parah dalam uji klinis Pfizer merupakan hoaks.