Hoaxbuster: Penamaan Varian Corona Berasal dari Frekuensi Gelombang Otak

20 Juni 2021 11:10 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoaxbuster: Penamaan Varian Corona Berasal dari Frekuensi Gelombang Otak 
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Hoaxbuster: Penamaan Varian Corona Berasal dari Frekuensi Gelombang Otak Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Beredar narasi penamaan varian corona, seperti Delta, berasal dari frekuensi gelombang otak. Dalam unggahan itu disebutkan, penamaan itu diklaim sebagai upaya untuk mengendalikan manusia melalui teknologi.
ADVERTISEMENT
"Satu varian COVID-19 diberi nama delta karena sebagian besar berdampak pada anak-anak, dan mereka mengeklaim bahwa delta adalah gelombang otak khusus untuk anak-anak," tulis pengunggah itu di media sosial.

Cek Fakta

Dikutip dari AP News, varian corona delta ditemukan di India. Varian jenis ini lebih menular dibandingkan dengan yang lainnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan corona jenis ini sebagai varian yang perlu diwaspadai.
Meski begitu, penamaan ini tidak ada hubungannya dengan frekuensi gelombang otak. Penamaan varian corona seperti Alpha, Delta, dan Gamma, berasal dari alfabet Yunani.
WHO menegaskan, sebelum ada penamaan itu, varian corona disebut berdasarkan wilayah temuannya, seperti India, Afrika Serikat, atau Inggris. Hanya saja, penamaan seperti itu memberikan stigma dan diskriminatif.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, WHO mengubah nama varian corona dari alfabet Yunani untuk mengurangi stigma tersebut. Varian sekarang akan dikenal publik sebagai alpha (B.1.7), beta (B.1.351), gamma (P.1) dan delta (B.1.617.2).

Kesimpulan

Jadi, klaim yang menyebutkan penamaan varian corona berasal dari frekuensi gelombang otak adalah tidak benar. Sebab, penamaan itu berasal dari alfabet Yunani.