hoax buster

Hoaxbuster: Penerima Vaksin COVID-19 hanya Bertahan Hidup 2 Tahun

29 Mei 2021 12:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoaks penerima Vaksin COVID-19 hanya mampu bertahan hidup 2 Tahun. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hoaks penerima Vaksin COVID-19 hanya mampu bertahan hidup 2 Tahun. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah pesan berantai di WhatsApp berisi informasi mengenai dampak vaksin COVID-19. Ditulis bahwa penerima vaksin COVID-19 diprediksi akan meninggal dalam dua tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Pesan tersebut mencatut nama Mike Yeadon, mantan Ketua Vaksin Pfizer.
Berikut isi pesan tersebut:
Pakar imunisasi terkenal ini mengingatkan fakta bhw proses menurunkan jumlah besar manusia yang hidup pada masa kini. Mereka yang bertahan dijangka akan mampu bertahan hidup sekitar 2 tahun, namun kemampuan tersebut dikurang dengan penambahan top-up suntikan vaksin. Penambahan vaksin yang sedang dibuat sekarang adalah untuk menyebabkan kemerosotan fungsi organ tertentu dalam badan manusia - termasuklah jantung, paru-paru dan otak.

Cek Fakta

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban menegaskan, bahwa isi pesan WA di atas adalah hoaks, seperti dikutip dari ANTARA.
Yeadon mengatakan, dia secara pribadi tidak menentang penggunaan semua vaksin. Tetapi banyak pendapatnya soal keraguan vaksin membuat kekhawatiran orang menjadi anti-vaksin.
ADVERTISEMENT
Banyak klaim yang dibuat Yeadon tidak berdasar dan tidak memiliki bukti ilmiah. Michael Yeadon juga bukan Ketua Pfizer melainkan Mantan Ilmuwan di unit penelitian penemuan obat di Pfizer.
"Klaim ini salah, berbahaya dan sangat tidak bertanggung jawab," kata juru bicara Departemen Kesehatan & Perawatan Sosial Inggris, ketika ditanya tentang pandangan Yeadon.
“Vaksin COVID-19 adalah cara terbaik untuk melindungi orang dari virus corona dan akan menyelamatkan ribuan nyawa," imbuhnya, dikutip dari Reuters.
Kepala Eksekutif Center for Countering Digital Hate, organisasi yang memerangi misinformasi online, Imran Ahmed mengatakan, latar belakang Yeadon memberikan kredibilitas palsu pada pesan yang ia sampaikan.
"Dia bekerja di Pfizer namun pesan yang ia sampaikan berbahaya karena dia memerikan kredibilitas palsu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Yeadon sudah tidak bekerja di Pfizer sejak 2011. Dan sampai sekarang tidak ada yang tahu mengapa dia menjadi anti-vaksin dan menolak pandangan ilmuwan secara empiris.

Kesimpulan

Klaim vaksin COVID-19 akan membuat orang meninggal dua tahun setelah suntikan adalah hoaks.
==
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten