news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hotel di Yogya Belum Berani Tawarkan Paket Libur Nataru, Tunggu Pemerintah

23 November 2021 19:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Industri perhotelan salah satu yang terkena dampak akibat pandemi Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Industri perhotelan salah satu yang terkena dampak akibat pandemi Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono mengungkapkan pihaknya belum berani meluncurkan paket wisata untuk libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Alasannya karena masih menunggu detail aturan dari pemerintah saat libur Nataru.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan PPKM level 3 se-Indonesia pada libur Nataru mendatang demi menekan kasus COVID-19.
"Nataru besok ini kita berikan paket, tapi menunggu Inmendagri kayak apa, jangan seperti tahun kemarin sudah bikin paket. Siapkan ubo rampe (pernak-pernik) semuanya termasuk bahan baku makanan. Reservasi sudah 70 persen di November ke desember, kenyataannya hanya 10 persen," kata Deddy di Grand Inna Malioboro Hotel, Yogyakarta, Selasa (23/11).
"Kami belum siapkan program Nataru apa. Jangan sampai kejadian tahun lalu terulang lagi, maunya keuntungan banyak malah rugi," jelasnya.
Deddy mengistilahkan pelaku pariwisata di DIY sedang 'wait and see'. Sebab, pihaknya ingin langkah yang dilakukan efektif, terlebih industri pariwisata sudah mulai bangkit.
Dia menjelaskan, kapasitas hotel yang beroperasi adalah 70 persen dari total kamar. Okupansi pun sudah mulai meningkat, terutama di akhir pekan dan bisa tembus okupansi 80 persen dari 70 persen kamar yang dibuka.
ADVERTISEMENT
"Kondisi saat ini okupansi cukup signifikan selama 4 minggu ini, paling banyak sabtu kemarin rata-rata 80 persen di semua area dan semua kelas hotel maupun restoran. Ini tadi yang kami sampaikan harus pertahankan dan jaga bersama," tegas dia.
Diakui Deddy kondisi saat ini memang sudah lebih baik setelah berdarah-darah selama 2 tahun akibat pandemi corona. Hanya saja, keuntungan yang didapat saat ini masih banyak diperuntukkan untuk mencicil utang dan membayar gaji karyawan.
Kondisi yang membaik ini membuat sejumlah karyawan yang sebelumnya dirumahkan dapat kembali bekerja.
"Yang kembali kerja itu sekitar 30 persen dari yang dirumahkan, ada sekitar (angka) kasar 12 ribuan, dari hotel restoran se-DIY," pungkasnya.