Hujan Es Landa Cimahi, BMKG Sebut Peristiwa Langka di Musim Kemarau

2 Agustus 2021 17:25 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hujan es Foto: Gesit Prayogi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hujan es Foto: Gesit Prayogi/kumparan
ADVERTISEMENT
Hujan air disertai dengan es melanda Cimahi pada Senin (2/8) sore. Peristiwa tersebut sempat diunggah oleh sejumlah warga ke media sosial.
ADVERTISEMENT
Salah satu warga, Berly Dwiputra mengatakan hujan es itu terjadi sekitar pukul 14.45 WIB. "Alhamdulilah sudah berhenti," ujar Berly kepada kumparan, Senin (2/8).
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, mengatakan hujan es tersebut terjadi di wilayah Tagog, Cimahi. Bedasarkan data radar, ada pertumbuhan awan cumolonimbus (Cb) supercell dengan sifat lokal mulai 14.28 hingga 14.44 WIB dengan kategori hujan lebat.
"Awan Cb supercell tersebut terus tumbuh hingga mencapai suhu puncak awan antara -56 hingga -62 derajat Celcius dengan ketinggian lebih dari 6 km vertikal," ujar Ayu dalam rilisnya, Senin (2/8).
Karena awan tersebut sudah melebihi level freezing (titik beku karena di atas 5 km) dan tingkat kelembapan tinggi, maka ada proses evaporasi yang menghasilkan butir air es.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena gaya gravitasi dan berat butiran itu sendiri, akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan lebat dan hail (butiran es), biasanya disertai juga angin kencang dan kilat/petir," imbuhnya.
Ia menyebut fenomena ini langka terjadi di puncak musim kemarau. Hanya saja, musim kemarau tahun ini merupakan musim kemarau basah karena anomali di perairan selatan dan utara Jawa Barat.
"Sehingga Jabar memiliki tingkat kelembapan tinggi walaupun di puncak musim kemarau. Termasuk juga wilayah Bandung Raya yang masih memiliki tingkat kelembapan tinggi (>85%) dengan kondisi atmosfer yang berubah-ubah antara stabil - tidak stabil," tegasnya.