ICW ke Nurul Ghufron: Pimpinan KPK yang Antikritik, Mau Dipandang Benarnya Saja

30 Desember 2020 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pimpinan KPK Nurul Ghufron menyampaikan keterangan pers tentang penahanan mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara periode 2009-2014 dan 2014-2019 di gedung KPK, Jakarta, Rabu (22/7). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pimpinan KPK Nurul Ghufron menyampaikan keterangan pers tentang penahanan mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara periode 2009-2014 dan 2014-2019 di gedung KPK, Jakarta, Rabu (22/7). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Diskursus mengenai perbandingan kinerja KPK setahun pertama era Firli Bahuri cs dan Agus Rahardjo dkk masih berlanjut.
ADVERTISEMENT
Polemik bermula dari ucapan Menko Polhukam, Mahfud MD, yang menilai era Firli di tahun pertama lebih baik ketimbang Agus menyulut friksi antara KPK dan Indonesia Corruption Watch (ICW).
KPK dan ICW seakan berbalas 'pantun' terkait kepemimpinan mana yang lebih baik. ICW awalnya meminta Mahfud berbicara berdasarkan data dan menilai KPK saat ini mengalami kemunduran.
Hal tersebut kemudian dibalas kritik oleh Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, yang merupakan bagian pimpinan KPK era Firli. Ghufron menilai ICW seperti orang yang tengah mengidap hipertensi, tidak bisa menerima yang asin-asin, dan mau yang manis-manis saja.
Kurnia Ramadhana, peneliti ICW di diskusi terkait RUU KPK di kantor ICW, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kritik Ghufron tersebut dibalas peneliti ICW, Kurnia Ramadhana. Kurnia mengatakan ucapan Ghufron ada benarnya soal hipertensi. Tetapi hal tersebut dikarenakan KPK yang tindakannya banyak mengandung kontroversi.
ADVERTISEMENT
"Pak Ghufron mengatakan bahwa ICW itu hipertensi, diabetes, dan lain-lain. Ini sangat janggal, ya, karena kalau dibilang hipertensi, hipertensi mungkin benar, ya, karena kita sudah cukup gerah dengan tindakan KPK yang banyak sekali menimbulkan kontroversi," kata Kurnia dalam diskusi daring di Facebook ICW, Rabu (30/12).
"Kalau menggunakan istilah Pak Ghufron sampaikan, mungkin bisa kita katakan kondisi KPK sudah kronis dan stadium 4. Jadi sudah sangat kacau balau di KPK," sambungnya.
Kurnia mengatakan, apa yang disampaikan ICW bukan asal bicara. Ia menyebut penilaian itu berdasarkan kajian yang dilakukan ICW dan Transparency International Indonesia (TII) terkait kinerja KPK dari sudut pandang kelembagaan, penindakan, hingga pencegahan.
Ilustrasi KPK. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Kita bukan asal bicara, kita ada data ada kajian tentang pencegahan yang disampaikan TII dan kita mengulas lebih lanjut bagian penindakan dan pengelolaan internal kelembagaan. Dan itu semakin menunjukkan pimpinan KPK saat ini adalah pimpinan yang antikritik, mau dipandang benarnya saja," jelas Kurnia.
ADVERTISEMENT
Kurnia pun menyatakan kritikannya terhadap Mahfud MD terkait penilaian yang menyimpulkan era Firli lebih baik agar pemerintah berbicara berdasarkan fakta.
"ICW cukup concern untuk mengingatkan kepada struktur pemerintah yang kemarin kita mengingatkan Pak Mahfud untuk bisa menggunakan data yang jelas sebelum berbicara agar pendapatnya soal KPK lebih objektif," tutupnya.