ICW soal KPK Cari Jubir Baru: Kami Curiga Ini Balas Dendam

24 Desember 2019 13:08 WIB
comment
22
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara KPK, Febri Diansyah, saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara KPK, Febri Diansyah, saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pimpinan KPK periode 2019-2023 bakal menggelar lelang jabatan untuk posisi juru bicara (jubir). Seleksi tersebut untuk mencari pengganti Febri Diansyah yang selama ini rangkap jabatan sebagai jubir KPK. Sehingga Febri bisa fokus dengan jabatan Kabiro Humas KPK.
ADVERTISEMENT
Namun Indonesia Corruption Watch (ICW) sangsi terhadap langkah pimpinan KPK tersebut. Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, menilai ada maksud tersembunyi dari rencana menggeser Febri sebagai jubir.
"Kita curiga bahwa kebijakan ini adalah langkah balas dendam dari lima pimpinan KPK terhadap figur tertentu di KPK," ujar Kurnia saat dihubungi, Selasa (24/12). Namun Kurnia tak merinci balas dendam atas hal apa.
Kurnia menilai sebelum memutuskan mencari jubir baru, pimpinan KPK seharusnya terlebih dahulu berkonsultasi dengan biro Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dilakukan untuk menganalisis dua hal.
Peneliti ICW, Kurnia Ramadhan saat menghadiri Diskusi “Menyoal Proses Pemilihan Pimpinan KPK dan Menakar Masa Depan Pemberantasan Korupsi”, Selasa (30/7). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Pertama, kata Kurnia, apakah mencari juru bicara baru merupakan kebutuhan mendesak. Kedua apakah Febri selama ini tidak berkinerja dengan baik.
"Jika dua persoalan itu menghasilkan kesimpulan bahwa pencarian juru bicara KPK tidak mendesak dan kinerja juru bicara KPK saat ini sudah baik, lalu apa motif di balik kebijakan lima Pimpinan KPK ini?" kata Kurnia.
ADVERTISEMENT
"Sedari awal memang publik sudah meragukan lima Pimpinan KPK saat ini akan bisa membawa KPK ke arah yang lebih baik. Lambat laun keraguan publik itu terkonfirmasi dengan kinerja mereka," lanjutnya.
Meski Kurnia tak merinci pimpinan KPK jilid V balas dendam atas hal apa, namun Febri selama ini kerap menjawab terkait dugaan pelanggaran etik Firli saat menjabat Deputi Penindakan KPK.
Salah satunya, Febri menyatakan Firli tak hanya terlibat pada satu pertemuan terkait dugaan pelanggaran etik, tetapi ada 3 pertemuan lainnya. Pernyataan itu disampaikan Febri saat Firli masih menjalani seleksi calon pimpinan KPK.
Ketua KPK Firli Bahuri membacakan sumpaj jabatan saat mengikuti upacara pelantikan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Istana Negara, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Bahkan Febri pernah dilaporkan polisi oleh seorang mahasiswa bernama Agung Zulianto. Febri dilaporkan bersama Ketua Umum YLBHI, Asfinawati dan Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo.
ADVERTISEMENT
Mereka dituding menyebar berita bohong yang menyudutkan Pansel dan beberapa capim KPK. Belum diketahui kelanjutan kasus tersebut.
Febri pun telah menjawab pelaporan tersebut. Saat itu, Febri menyatakan pelaporan itu tidak akan menghentikannya untuk tetap kritis dalam proses seleksi capim.
Febri membantah telah menyebarkan berita bohong terhadap capim tertentu. Ia meyakini informasi yang disampaikan ke publik benar.
ICW Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Pimpinan menyatakan kita yakin benar dengan informasi tersebut. Maka kita harus jalan terus. Jadi saya kira pelaksanaan tugas saya sebagai juru bicara dan juga pelaksanaan tugas KPK, termasuk juga sikap KPK mengawal proses seleksi ini tetap akan berada di jalur yang sudah kami putuskan, dan kami sepakati secara kelembagaan," jelas Febri kala itu.
ADVERTISEMENT
Adapun mengenai rencana pencopotannya sebagai jubir, Febri legawa. Ia meyakini keputusan tersebut diambil berdasarkan keputusan pimpinan KPK jilid V untuk kebutuhan organisasi.
Febri pun berharap calon penggantinya bisa lebih baik. Sehingga dapat menjadi penyambung informasi KPK kepada publik.