IDAI Curhat ke Luhut: Kematian Corona Anak RI Tinggi, Masih Banyak Diajak ke Mal

5 Februari 2021 11:20 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Aman Bhakti Pulungan, Ketua Umum IDAI
 Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
dr. Aman Bhakti Pulungan, Ketua Umum IDAI Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum IDAI dr Aman Bhakti Pulungan curhat ke Wakil Ketua KPCPEN Luhut Pandjaitan dalam rapat virtual, Kamis (4/2). Khususnya soal perhatian pemerintah terhadap anak di masa pandemi corona yang dinilai masih kurang.
ADVERTISEMENT
"Saya menghargai pertemuan hari ini, tapi satu hal mereka enggak mau ke ranah anak. Jadi semuanya tak ngomong anak. Anak itu setiap minggu masih tinggi kasusnya, masih 8-9 persen, kadang 10 persen. Dan juga angka kematian kita paling tinggi (di ASEAN dan Asia Pasifik)," kata Aman dalam rapat tersebut yang dilihat kumparan dalam video, Jumat (5/2).
Dalam rapat ini turut hadir Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono, IDI, dan para epidemiolog.
Kembali ke IDAI, dr Aman menyoroti kebijakan tes PCR terhadap anak yang belum terarah. Tidak menyasar semua kelompok umur.
"Testing pada anak di beberapa daerah ini tidak dilakukan bahkan hanya dilakukan di atas 12 tahun. Bayi dan anak ini harus ditesting, Pak. Cucu saya 5 tahun," tuturnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memimpin Rapat Koordinasi Pelaksanaan Uji Swab untuk Tenaga Kesehatan, Polisi, TNI, dan Satpol PP di Jakarta, Kamis (1/10). Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
Ia juga meminta pemerintah menegaskan lagi aturan anak di atas 2 tahun wajib pakai masker saat keluar rumah. Rekomendasi IDAI bahkan anak-anak tidak boleh dulu keluar.
ADVERTISEMENT
"Mohon kalau bisa Pak Doni dengan tim saya rasa ini Kemenkes, jadi anak semuanya masih ada ke mal dan lain-lain. Kita lihat anak masih di mana-mana. Nanti gimana atasi situasi anak di rumah dan gimana, kita bersedia untuk nanti memberikan asupan," ungkapnya.
"Kalau semuanya ini dilakukan saya rasa ini sangat membantu. Dan satu lagi, kalau ada anak yang positif itu tetap diekstraporasi 30 kali, Pak, harusnya testing dan tracingnya," tutup dia.