IDI Aceh Imbau Sekolah Tak Izinkan Anak Makan Bersama, Cegah Hepatitis Akut

10 Mei 2022 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Aceh mengharapkan peran maksimal orang tua dalam menjaga anak di tengah mulai masuknya penyakit hepatitis akut yang dinilai masih misterius. Saat ini sudah ada 15 kasus di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman, salah satu peran yang harus dijalankan saat ini demi terhindar dari penyakit hepatitis, adalah dengan memberikan perlindungan maksimal kepada anak.
“Peran kita untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan memberi perlindungan maksimal kepada anak anak,” katanya pada kumparan, Selasa (10/3).
Safrizal menjelaskan, adapun hal-hal yang harus diterapkan oleh orang tua adalah dengan cara membiasakan anak untuk sering cuci tangan, menghindari makan dengan piring, sendok dan gelas yang tidak terjamin kebersihannya.
“Menghindari makan bersama bagi anak-anak di sekolah untuk sementara waktu, menghindari bermain di playground dan keramaian bagi anak. Tidak memegang benda-benda yang umumnya dipegang oleh orang ramai serta hingga jangan dulu berenang di kolam renang yang ramai,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sebut Safrizal, apabila anak mengalami demam atau kondisi lemah maka segera dibawa ke dokter terdekat untuk memastikan kesehatannya apakah baik-baik saja.
“Segera bawa ke dokter untuk memastikan dan melakukan langkah cepat agar tidak berakibat fatal bagi mereka,” ujarnya.
Dikatakan Safrizal, WHO memang telah merilis adanya kondisi penyakit hepatitis dan sudah terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. Hepatitis ini terjadi sangat cepat dan juga dapat menyebabkan kematian, bahkan di Indonesia sudah ada 3 kasus.
“Inggris sudah mendeteksi lebih dari 140-an kasus bahkan 10 dari kasus itu harus dilakukan transplantasi hati. Penyakit ini terus di investigasi, ada dugaan penyebabnya adalah adenovirus namun yang pasti gejalanya adalah demam tinggi, gangguan saluran cerna, perubahan warna urine dan juga perubahan warna tinja menjadi lebih pucat,” ungkapnya
ADVERTISEMENT
“Sementara kulit dan sklera mata menjadi kuning (joundice), penyakit ini paling banyak menyerang anak di bawah 5 tahun, dan disampaikan tidak ada hubungan dengan vaksinasi covid,” tambahnya.