IDI: Banyak Pasien Corona Periksa di Praktik Dokter Harian, Bukan RS Rujukan

4 April 2020 19:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendapat laporan dari sejawatnya tentang sejumlah pasien yang terpapar virus corona namun tak ditangani di rumah sakit rujukan, melainkan memilih ke klinik dokter.
ADVERTISEMENT
Humas IDI Halik Malik mengatakan, sejumlah dokter ikut menangani pasien positif corona yang tidak mendapat jatah pelayanan rumah sakit rujukan.
"Banyak korban yang dilaporkan ini kan tidak terpapar di rs rujukan. Tapi di pelayanan praktik sehari-hari," kata Halik saat dikonfirmasi, Sabtu (4/4).
Untuk itu, Halik menuturkan setiap dokter yang melakukan praktik harian harus meningkatkan kewaspadaan. Pihaknya juga akan mencari solusi pencegahan yang bisa dilakukan.
"Inilah yang perlu diperhatikan kewaspadaannya. Pencegahannya seperti apa," tutur Halik.
Staf medis Indonesia ikut serta dalam tes massal untuk virus corona COVID-19 di stadion Patriot di Bekasi. Foto: AFP/REZAS
IDI sebenarnya telah mempersiapkan dokter-dokter di dalam organisasinya agar siap ikut serta menangani pasien virus corona meski tidak berpraktik di rumah sakit rujukan. Hal itu dilakukan untuk membantu tenaga medis yang berada di rumah sakit rujukan yang tengah mengalami beban kerja tinggi.
ADVERTISEMENT
"Di masa pandemi ini, IDI sudah imbau seluruh dokter untuk bisa melayani kasus-kasus COVID-19. Jadi tidak hanya dokter di RS rujukan," tutur dia.
Seorang dokter mengenakan pakaian pelindung merawat warga yang terkena virus corona. Foto: Chinatopix via AP
"Tapi semua dokter garda terdepan, baik di layanan primer maupun di praktik mandiri, puskesmas, klinik, itu semua harus paham tata laksana pasien-pasien COVID-19," lanjut Halik.
IDI juga telah mengeluarkan pedoman tata laksana penanganan pasien yang terjangkit virus corona. Pedoman itu dapat diakses secara online.
"Pedoman sudah dikirimkan kemudian ada upaya sistematis yang dilakukan mulai dari pusat wilayah cabang untuk pelatihan seluruh dokter-dokter ini," tutup Halik.
Sejak kasus terkonfirmasi pertama muncul di awal Maret, penyebaran virus corona membuat layanan kesehatan mendapat beban kerja lebih. Tenaga medis menjadi pihak dengan menghadapi risiko terpapar paling tinggi. IDI sebelumnya melansir kabar 16 dokter yang meninggal karena terpapar virus corona.
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Pada Sabtu (4/4), pasien positif virus corona telah mencapai 2.092, pasien sembuh 150, dan meninggal 191.
****************************
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!