IDI Papua Minta Jaminan Keamanan dan Keselamatan Usai Nakes Gugur Diserang KKB

17 September 2021 16:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IDI Papua bersama dengan 250 tenaga kesehatan menggelar aksi long march minta perlindungan terhadap nakes. Foto: Dok. IDI Papua
zoom-in-whitePerbesar
IDI Papua bersama dengan 250 tenaga kesehatan menggelar aksi long march minta perlindungan terhadap nakes. Foto: Dok. IDI Papua
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua hari ini menggelar aksi long march mengelilingi jalan protokol di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua. Aksi ini merupakan bentuk duka cita dan penghormatan kepada Gabriella Meilani, perawat Puskesmas Kiwirok yang jadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
ADVERTISEMENT
Aksi long march ini dilakukan oleh 250 tenaga kesehatan (nakes) dengan mengenakan pita hitam di lengan, juga ikut menyalakan 1.000 lilin di sepanjang jalan sebagai tanda duka.
Ketua IDI Papua, dr Donald Aronggear, menegaskan pihaknya mengecam aksi tindakan kekerasan KKB. Ia juga menyampaikan pernyataan tertulis kepada Gubernur Papua untuk meminta jaminan keamanan dan keselamatan nakes demi kelancaran serta pelayanan kesehatan.
"Kami meminta kepada pemerintah daerah Provinsi Papua beserta TNI-Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Papua. Juga meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan pemerintah kotamadya/kabupaten, para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas," ungkap Donald dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/9).
ADVERTISEMENT
IDI Papua bersama dengan 250 tenaga kesehatan menggelar aksi long march minta perlindungan terhadap nakes. Foto: Dok. IDI Papua
Donald mengatakan, jaminan keamanan dan keselamatan ini diperlukan agar nakes bisa bekerja tanpa rasa takut.
"Kami juga berharap kejadian serupa tidak lagi berulang, sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa ada tekanan maupun rasa takut," jelas dia.
Tak hanya itu, berkurangnya nakes di Papua, khususnya di wilayah pedalaman, akan sangat berdampak kepada pelayanan kesehatan masyarakat. Terutama di situasi pandemi COVID-19 saat ini yang membutuhkan perawatan.
Gabriella Meilani tenaga kesehatan yang hilang setelah penyerangan KKB Papua. Foto: Dok. Istimewa
Pada Senin (13/9), KKB Ngalum Kupel pimpinan Lamek Alipki Taplo menyerang Distrik Kiwirok dan membakar dan merusak sejumlah fasilitas umum. Mulai dari puskesmas, sekolah, pasar, bank hingga rumah tinggal guru dan tenaga kesehatan.
Dalam penyerangan itu, 8 dari 10 nakes berhasil mengamankan diri di pos TNI. Setelah dilakukan pencarian oleh TNI-Polri, satu orang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup, dan satu lagi Gabriella meninggal dunia. Keduanya ditemukan di dasar jurang.
ADVERTISEMENT