Ilham Bintang: Konten Medsos dengan Kaidah Jurnalistik Jadi Pilar 5 Demokrasi

1 September 2020 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Medsos Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Medsos Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Organisasi Pergerakan Indonesia Maju (PIM) menggelar sarasehan kebangsaan ke-31 dengan tema "Masihkah Pers Berkontribusi Bagi Perkembangan Demokrasi di Indonesia?". Dalam diskusi tersebut, Ketua Dewan Nasional PIM Din Syamsuddin menegaskan pers adalah kekuatan keempat bagi kehidupan nasional sebuah bangsa.
ADVERTISEMENT
"Tapi urutan itu bersifat relatif, bisa naik, bisa turun. Pers dengan fungsinya membentuk public opinion, sangat viral dalam mendorong, memotivasi, memobilisasi rakyat untuk membangun negaranya bersama-sama," kata Din dalam diskusi virtual tersebut, Selasa (1/9).
Menurutnya, peran media massa juga sudah tertuang dalam UUD 1945, yaitu, ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Frasa tersebut, kata Din, tidak hanya berlaku pada sistem pendidikan nasional, tetapi juga dalam hal edukasi fungsi moral.
Media sosial menjadi salah satu tempat paling berpengaruh untuk menjalankan strategi pemasaran. Foto: Shutterstock
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang menilai saat ini pers di Indonesia justru masih berjuang mempertahankan eksistensinya. Ia mengakui, perkembangan teknologi digital dan masuknya internet menjadi masalah besar bagi industri media mainstream.
"Jadi kita bicara tadi tentang media mainstream yang hadapi masala besar karena publik yang semula dengan internet itu, dengan teknologi digital, dia mula-mula seleksinya menyeleksi berita apa yang dibutuhkan oleh mereka, lalu berikutnya di tingkat berikutnya mereka mulai belajar membuat berita sendiri dan kecepatannya luar biasa," kata Ilham Bintang.
ADVERTISEMENT
Namun, menurutnya, media sosial tidak sepenuhnya menjadi hal yang buruk. Dia menilai beberapa konten media sosial justru bisa disetarakan sebagai produk jurnalistik karena memenuhi kaidah seperti cover both side, dan lainnya.
Ketua DK PWI Pusat Ilham Bintang. Foto: PWI
"Saya malah melihat bahwa memang ke depan ini akan sangat menarik karena rakyat sudah mengetahui bagaimana cara membuat berita, bagaimana perlakuan investigasi dan bahkan membuat program kayak televisi rakyat kayak Youtube, dan mereka berhasil. Memang tidak banyak, tapi sudah ada tanda-tanda mereka menegakkan prinsip jurnalistik yang benar," lanjutnya.
Ilham Bintang memberikan contoh, pemerintah bahkan sudah mulai terbuka dengan kritik yang dilontarkan melalui media sosial. Jika hal tersebut bisa dikembangkan, menurutnya, bukan tidak mungkin pengguna media sosial bisa menjadi pilar kelima demokrasi.
ADVERTISEMENT
"Ketika mereka niat, pelan-pelan oleh beberapa wartawan yang bermain di medsos, kita berkomitmen memberikan contoh ke mereka, menaati prinsip jurnalistik yang benar, taat kode etik. Kalau mereka belajar itu, mereka bisa menambah pilar kita, menjadi pilar kelima oleh masyarakat," tegas Ilham Bintang.
Dengan demikian, ia menilai, ke depan, fungsi pers bisa kembali pada hakikat semula yang bekerja untuk masyarakat. Selain itu, kata Ilham Bintang, hal tersebut bisa membuat demokrasi di Indonesia berjalan lebih baik.
"Sebagai catatan, ada banyak kasus itu yang karena ditulis di medsos bukan oleh pers mainstream, ini catatan ya, ada banyak yang mempengaruhi keputusan presiden itu oleh media sosial itu. oleh netizen. Artinya apa? Ada netizen yang sudah mengembangkan prinsip jurnalisme dan itu bagus sekali," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona