Illegal Logging Diduga Menjadi Penyebab Kekeringan di Aceh Besar

23 Januari 2020 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani Muslim Indonesia meunuju salat istisqa di Pekan Bada, Banda Aceh, Kamis (23/1). Foto: CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petani Muslim Indonesia meunuju salat istisqa di Pekan Bada, Banda Aceh, Kamis (23/1). Foto: CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP
ADVERTISEMENT
Kekeringan melanda wilayah Kabupaten Aceh Besar, Aceh, hingga saat ini. Maraknya aktivitas illegal logging (penebangan liar) dan illegal mining (pertambangan liar) diduga menjadi salah satu penyebab kekeringan.
ADVERTISEMENT
Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, mengakui aktivitas illegal logging yang terjadi di hutan di daerahnya sangat mempengaruhi ketersediaan air. Dia meminta pemerintah provinsi ikut memperhatikan kondisi tersebut.
Illegal logging dan illegal mining sangat mempengaruhi ketersediaan air di Aceh Besar,” ucap Mawardi usai mengikuti pelaksanaan salat istisqa meminta hujan di Lapangan Bolakaki Desa Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Kamis (23/1).
Dia mengatakan kewenangan terhadap aktivitas illegal logging adalah kewenangan pemerintah provinsi. Sehingga, Mawardi meminta pihak terkait ikut memperhatikan kondisi kekeringan yang tengah melanda daerahnya.
“Saya meminta pemerintah provinsi untuk ikut memperhatikan hutan yang ada di Aceh Besar, karena itu adalah sumber air kami,” ujar Mawardi.
Ilustrasi sawah kekeringan Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Dampak kemarau berkepanjangan yang melanda Aceh Besar sejak beberapa bulan terakhir. Seluas 2.490 hektar persawahan warga diprediksi gagal panen.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah kekeringan, Pemkab Aceh Besar telah mencari beberapa sumber air. Upaya pertama yang telah dilakukan adalah melalui irigasi. Akan tetapi debit air sudah berkurang karena tidak turun hujan.
Kedua, yaitu membagikan mesin pompa untuk menarik air di lokasi sumber air. Pompa itu diharapkan bisa menarik air dari embung di Ujung Pancu, Kecamatan Peukan Bada dan Pucok Krung (sungai) Lhoknga. Kendati debit air sudah berkurang, diharapkan mampu mengatasi kekeringan yang terjadi.
“Kami sudah upayakan, tapi jika tidak teratasi juga ya harus dengan menggunakan sumur bor,” ungkap Mawardi.