Imam Besar Istiqlal Rindu Salat Jemaah Tanpa Jarak, Imbau Warga Taat Prokes

30 November 2020 12:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.  Foto: Dok. BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Foto: Dok. BNPB
ADVERTISEMENT
Melaksanakan rutinitas beribadah layaknya sebelum virus corona menyerang merupakan suatu kerinduan. Hal itu yang dirasakan oleh Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar. Ia merindukan berada di dalam saf yang rapat, bersama jemaah lain.
ADVERTISEMENT
"Saya rindu sekali berdiri bersisian, rapat dalam saf. Hangat sekali rasanya, tertunduk bersama menghadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Risiko COVID-19 itu nyata, setiap hari terselip doa untuk kesehatan pulih dari pandemi, bagi Indonesia dan dunia," kata Nasaruddin dalam keterangannya, Senin (30/11).
Memang, selama pandemi untuk beribadah pun ada protokol kesehatannya (Prokes). Seperti jaga jarak, hingga membawa peralatan ibadah dari rumah, menghindari penularan virus tersebut.
Kondisi macam ini sudah berjalan lebih dari 8 bulan, sejak kasus pertama di Indonesia, Maret 2020 lalu. Bahkan rumah ibadah di zona merah sempat ditutup, menghindari potensi penularan.
Dalam kondisi seperti itu, Nasaruddin mengajak masyarakat tetap disiplin terhadap protokol kesehatan.
"Mari kita menjaga kedisiplinan protokol kesehatan, sambil bersiap untuk menanti hadirnya vaksin COVID-19. Agar kesehatan kita pulih, ekonomi kita kembali menggeliat umat kembali bangkit," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Mari kita dukung upaya produksi vaksin dan kita sambut dengan baik upaya distribusinya, karena dengan vaksinasi dan protokol kesehatan, insyaallah kita bisa melindungi diri dan melindungi negeri," pungkasnya.
Kepala BPOM Penny K Lukito memberikan keterangan pers terkait pengawalan keamanan vaksin COVID-19 di Jakarta, Kamis (19/11). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Sejauh ini ada sejumlah vaksin corona yang disebut menjanjikan. Salah satunya adalah vaksin Sinovac.
Kepala BPOM Penny K Lukito sebelumnya mengungkapkan vaksin corona Sinovac sudah selesai masa uji klinis, bahkan telah memenuhi persyaratan kehalalan.
"Alhamdulillah dari aspek mutu dari hasil yang didapatkan inspeksi BPOM, Bio Farma dan Majelis Ulama Indonesia, aspek halal-nya bisa dikatakan sudah memenuhi, sudah sesuai aspek obat yang baik," kata Penny dalam keterangannya.
Hal ini berdasarkan inspeksi yang dilakukan bersama MUI dan Kemenkes ke pabrik Sinovac di Beijing, China, beberapa waktu lalu. Selain soal halal, aspek mutu dan keamanan vaksin ini juga dianggap baik.
ADVERTISEMENT