Imam Besar Masjid Istiqlal dan Arti Jihad di Bulan Ramadhan

16 Mei 2018 23:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salat Tarawih di Masjid Istiqlal (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salat Tarawih di Masjid Istiqlal (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan Salat Tarawih menyambut Ramadhan 2018 atau 1439 hijriah di Masjid Istiqlal berlangsung khidmat. Imam besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menyampaikan ceramah tentang jihad yang belakangan disalahartikan.
ADVERTISEMENT
Nasaruddin mengatakan, makna jihad sebenarnya mengandung arti yang positif. Tapi, belakangan justru digunakan sebagai pembenaran untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
"Jihad itu tadi akar kata jahada. Jihad itu bersungguh-sungguh. Jadi jihad itu sesungguhnya bukan untuk mematikan orang, tapi jihad untuk menghidupkan orang," kata Nasaruddin Umar usai salat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (16/5).
"Ya menghidupkan jiwa-jiwa yang kering, menghidupkan perekonomian yang lemah, ya menghidupkan fakir miskin menjadi bersemangat hidup. Jihad itu untuk menghidupkan optimisme dalam masyarakat," ujar dia.
Nasaruddin Umar,  Imam besar Masjid Istiqlal. (Foto: Facebook Prof Dr H Nasaruddin Umar MA)
zoom-in-whitePerbesar
Nasaruddin Umar, Imam besar Masjid Istiqlal. (Foto: Facebook Prof Dr H Nasaruddin Umar MA)
Nasaruddin menegaskan, jihad bukan untuk menimbulkan kengerian, ketakutan dan kecemasan. Sebab, Nasaruddin menegaskan hal itu justru bertolak belakang dengan jihad itu sendiri.
"Jadi Ramadhan ini semoga membangkitkan semangat jihad dalam pengertian seperti ibadah individu, ibadah keluarga, ibadah sosial bahkan sampai ibadah kosmopolitan. Semua bisa menikmati dampak positifnya Ramadhan. Bukan saja umat Islam tapi semuanya," ucap Nasaruddin Umar.
Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sangat setuju dengan Nasaruddin. Esensi jihad itu bersungguh-sungguh secara konsisten untuk memberi manfaat bagi sesama manusia.
ADVERTISEMENT
"Jadi bersungguh-sungguh istilah beliau membuat manusia itu hidup. Hidup itu artinya memberikan manfaat bagi lingkungannya. Bukan jihad itu untuk mematikan sesama kita. Tentu itu bukan esensi ajaran agama," kata Lukman Hakim Saifuddin.
Salat Tarawih berjemaah di hari pertama ini turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menkopolhukam Wiranto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Jokowi Salat Tarawih sebanyak 8 rakaat ditambah Salat Witir.