Imbas Libur, Minggu Keempat Januari Akan Banyak Pasien Corona Tak Tertampung RS

12 Januari 2021 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lalu lintas di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/12). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lalu lintas di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/12). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menghadiri rapat kerja pertama dengan Komisi IX DPR sejak ditunjuk Presiden Jokowi menggantikan Letjen Terawan Agus Putranto.
ADVERTISEMENT
Budi dalam paparannya di depan legislator Senayan, menjelaskan potensi lonjakan kasus positif COVID-19 di tanah air. Ia menyebut, akan ada puncak kasus corona akibat liburan di sekitar minggu keempat Januari 2021.
"Kita antisipasi minggu lalu ini akan terjadi, peaknya (puncak) minggu keempat Januari, bisa geser ke minggu ketiga atau minggu pertama februari. Kita harus antisipasi akan banyak yang tak tertampung dan tekanan ke dokter juga tinggi," papar Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/1).
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengikuti Rapat Koordinasi Kesiapan Vaksinasi Covid-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan Tahun 2021 di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Selasa (5/1/21). Foto: Dok. Kemendagri
Budi menuturkan, setiap habis libur panjang, data menunjukkan ada kenaikan kasus aktif sebesar 30 hingga 40 persen. Itu pulalah yang menyebabkan tingkat keterisian RS penuh.
"Di awal November kasus aktif sekitar 50 ribu, RS dibutuhkan 30 persen sekitar 15 ribu bed. Jadi, kebutuhan naik dari 15 ribu bed jadi 36 ribu bed. Itu yang sebabkan banyak penuhnya tempat tidur pasien COVID-19," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Ini bisa digunakan masing-masing provinsi dan kabupaten kota, ada provinsi yang kasus aktifnya tinggi dan rendah. Kalau tinggi lebih berat lagi," urai Budi.
Kondisi memprihatinkan yang lain, adalah tingginya tingkat penularan di Indonesia (positivity rate). Dikatakan Budi, di negara maju harusnya ditekan sampai di bawah 5 persen, di Indonesia kini 30 persen, jauh di bawah standar WHO.
"Sekali lagi ini menunjukkan apa yang kita lakukan, di sisi hulunya masih kurang kuat. Di sisi penyebabnya masih kurang kuat, di sisi testing, tracing, isolationnya sama perubahan perilakunya masih belum kuat, sehingga itu pasti mendorong ke sisi hilir ke sisi akibat, dan RS dan tenaga kesehatan akan mendapatkan tekanan yang sangat hebat," beber mantan Wamen BUMN itu.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, Budi meminta dukungan para wakil rakyat di Komisi IX untuk ikut berkontribusi mengubah perilaku masyarakat.
"Butuh bantuan Bapak Ibu sama-sama mengubah sisi perilaku masyarakat, kematian pun meningkat tinggi, ini concern kita. Ada beberapa provinsi kasus aktifnya relatif tinggi, akan diberi intervensi bantuan," tegas Budi.
Beberapa pekan ini kasus aktif corona di Indonesia memang konsisten di angka 7000 hingga 10.000 kasus. Langkah konkret ke depan, adalah pemerintah akan mengebut vaksinasi agar tercipta herd immunity.