Imbas Varian Baru Corona, Prancis Berlakukan Jam Malam Mulai Pukul 18.00
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Sabtu (16/1), pemberlakuan jam malam ini ditetapkan pemerintah Prancis akibat penularan COVID-19 yang lebih cepat terjadi dari varian baru asal Inggris.
Meski, sejauh ini varian baru virus corona ini 'baru' menyumbangkan 1 persen dari kasus baru, dari total 2,8 juta kasus positif corona.
"Langkah-langkah ini diperlukan mengingat situasi terkini. Meskipun memburuk, tetapi ini relatif lebih baik daripada banyak negara di sekitar kita," ucap Perdana Menteri Prancis, Jean Kata Castex.
"Tetapi saya mengambil [kebijakan ini], terutama karena mutasi virus, ini berarti kita harus sangat waspada," lanjutnya.
Tak hanya itu, mulai Senin (18/1), siapa pun yang bepergian ke Prancis dari luar Uni Eropa diwajibkan menunjukkan tes COVID-19 dengan hasil negatif. Pendatang juga diminta melakukan isolasi mandiri selama seminggu setelah kedatangannya.
ADVERTISEMENT
Kondisi penanganan kesehatan di Prancis semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, jumlah infeksi harian COVID-19 telah mencapai rekor tertingginya, yakni 20 ribu orang. Pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit juga kian bertambah.
Sementara itu, seorang ahli epidemiologi dari RS Pitié-Salpêtrière di Paris, Renaud Piarroux, menyebut aturan jam malam ini hanya akan berdampak kecil dalam menekan penularan varian baru corona.
"Kami harus melakukan kebijakan besar seperti Inggris dan bahkan Jerman. Saya pikir yang terbaik adalah memperkuat segalanya sekarang. Kami harus mengantisipasi, saya pikir [aturan] lockdown baru tidak bisa dihindari," tutup Piarroux.
Hingga Sabtu malam, jumlah kasus positif COVID-19 di Prancis berjumlah 2,87 juta orang. Dengan total kematian mencapai 70 ribu jiwa.