Imlek di Wihara Dharma Bakti: Berebut Angpau dan Tamu dari Luar Negeri

16 Februari 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengemis di Klenteng Ji De Yuan (Ci Tek Yen) (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengemis di Klenteng Ji De Yuan (Ci Tek Yen) (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Puluhan orang duduk berjajar di pelataran Kelenteng Jin De Yuan atau Wihara Dharma Bakti di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, sejak pagi hingga sore ini. Tangan mereka menengadah, berharap para pengunjung kelenteng berbaik hati memberi amplop merah berisi rupiah.
ADVERTISEMENT
Pantaun kumparan (kumparan.com) di lokasi, ada anak-anak hingga dewasa yang berburu angpau di sana. “Gong xi gong xi, Om, gong xi, gong xi,” ujar sejumlah anak-anak itu kepada para pegunjung kelenteng yang datang silih berganti.
“Ya sedikit-sedikit buat beli kopi, buat makan,” ujar Nia (27), ibu satu anak yang bahkan sudah tiba di sana sejak tadi malam.
Di sela-sela penantian mendapatkan angpau, petugas keamanan setempat menghampiri mereka bersama seorang donatur yang membawa sekantung plastik uang. Total ada uang sekitar Rp 10 juta di dalam plastik itu, yang terdiri dari pecahan Rp 20 ribu.
“Ini Rp 20 ribu untuk dua orang, ya,” ujar donatur tersebut seraya membagi-bagikan uang itu.
Pengemis di Klenteng Ji De Yuan (Ci Tek Yen) (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengemis di Klenteng Ji De Yuan (Ci Tek Yen) (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Keributan kecil sempat terjadi saat donatur itu bagi-bagi rezeki. Untungnya petugas keamanan sigap menertibkan. “Sabar, nanti semua kebagian, tenang-tenang,” ujar petugas itu.
ADVERTISEMENT
Tak sampai satu jam, uang Rp 10 juta di plastik itu habis dibagi-bagikan. Namun mereka tak juga beranjak dari pelataran kelenteng.
Kondisi tersebut sempat menyita perhatian Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang sempat datang ke Kelenteng Jin De Yuan sekitar pukul 11.00 WIB.
“Ya ini bagian dari kita berbagi, karena makna Imlek juga adalah berbagi rezeki kepada teman-teman yang belum beruntung. Mudah-mudahan mereka merasakan keberuntungan di Tahun Anjing Tanah ini,” ucap Sandi di lokasi.
Sandiaga Uno di Wihara Dharma Bakti Glodok (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di Wihara Dharma Bakti Glodok (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Menurut Sandi, banyaknya warga memanfaatkan momen Imlek untuk meminta-minta adalah salah satu potret kesenjangan ekonomi Ibu Kota.
“Ini tugas kita di Pemprov DKI untuk menghadirkan kebijakan yang akan membangun jembatan kesejahteraan. Agar mereka yang di bawah ini bisa naik kelas,” ucap Sandi.
ADVERTISEMENT
Euforia perayaan Imlek di salah satu kelenteng tertua di DKI itu, rupanya tak hanya milik para pelancong dalam negeri. Sejumlah turis asing juga terlihat berdatangan ke lokasi.
Salah satunya Thomas, asal Berlin, Jerman. Ia bercerita tentang kesan pertamanya melihat perayaan Imlek di DKI.
It’s my first time to see the Chinese Lunar Year. I found it very interesting, very colorfull, it's good to end my last day in Indonesia,” ucap Thomas kepada kumparan.
Thomas Turis dari Berlin, Jerman (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Thomas Turis dari Berlin, Jerman (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Thomas telah berada di Indonesia sekitar 5 bulan. Esok hari ia akan bertolak ke Bali untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Singapura sebelum kembali ke Jerman. “It was part of my journey, exploring the South East Asia,” ujar Thomas.
Seba dan Ika, turis dari Yaman dan Taiwan (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seba dan Ika, turis dari Yaman dan Taiwan (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Selain Thomas, kami juga bertemu dengan turis asing lainnya, yaitu Ika yang berasal dari Taiwan. Ika yang sudah setahun tinggal di Indonesia, mengaku perayaan Imlek di Indonesia selalu berhasil mengobati kerinduannya kepada keluarga.
ADVERTISEMENT
It's nothing different than celebration in home, its same, its same. I feel closed with my family, all people were celebrating together,” ucap Ika yang rupanya sudah agak mahir berbahasa Indonesia itu.
“Sedikit-sedikit saya dapat, eh bisa,” ucapnya seraya tersenyum.