Konon, menurut sejarawan Herodotus (abad ke-5 SM), orang-orang Persia selalu menimbang keputusan penting dalam dua tahap, yaitu ketika mabuk anggur dan ketika sadar. Jika terasa mantap dalam keduanya, barulah keputusan tersebut dijalankan. Herodotus bisa jadi cuma mengarang , tetapi setidaknya cerita itu menggambarkan kelaziman wine sejak dahulu kala. Orang-orang Romawi, yang menguasai dunia beberapa abad setelah bangsa Persia, juga menempatkan wine begitu dekat dengan keseharian mereka. In vino veritas, kata sebuah peribahasa Latin terkenal, “Dalam wine ada kebenaran.”
Dan memang, sebagaimana disingkapkan oleh para arkeolog: manusia sudah memfermentasi anggur sejak akhir Zaman Batu. Pada 2017, misalnya, tim University of Pennsylvania Museum yang dipimpin oleh Patrick E. McGovern menemukan bukti-bukti pembuatan wine kuno di sebuah situs berumur delapan ribu tahun di Georgia . Sebelum itu, McGovern dan rekan-rekannya menemukan residu wine berusia sekitar tujuh ribu tahun di pegunungan Zagros, Iran .
Dengan riwayat sepanjang itu, sewajarnyalah kita memahami segala sesuatu tentang wine. Tetapi kenyataannya tidak. Bahkan di Amerika Serikat, negara konsumen wine terbesar masa kini (4,3 miliar botol per tahun!) wine tetap bisa menjadi perkara rumit yang penuh misteri.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814