Indikator: Mayoritas Warga Masih Alami Kelangkaan Minyak Goreng, Harga Mahal

11 Juli 2022 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak goreng. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak goreng. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia kembali merilis survei terkait kinerja pemerintah dalam bidang ekonomi, politik, penegakan hukum, dan pemberantasan korupsi di Juni 2022. Menurut salah satu temuan survei di bidang ekonomi, masyarakat terbukti masih mengalami kelangkaan minyak goreng pada Juni 2022.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 71,6% responden mengaku masih mengalami kelangkaan minyak pada Juni lalu. Meski jumlah ini turun dari April 2022 yakni 83,7%.
"[Tapi] masih mayoritas, kesulitan ini faktornya karena harganya masih naik," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparan rilis survei secara virtual, Senin (11/7).
Burhanuddin melanjutkan, masyarakat menilai harga minyak belum terjangkau pada Juni lalu. Sebanyak 58,3% warga mengatakan harga minyak tak terjangkau, dan 17 % mengatakan tak terjangkau sama sekali.
Presiden Joko Widodo mengecek ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan di Yogyakarta, Minggu (13/3/2022). Foto: Twitter/@setkabgoid
Hanya 22,9% yang menjawab terjangkau, 0,4 % menjawab kurang terjangkau, 1,4% tidak tahu. Mayoritas responden atau 38,7% mengatakan harga minyak goreng kemasan ada di kisaran Rp 25.000 hingga Rp 29.999 per liter. Dari segi minyak goreng curah, mayoritas atau 36,2% mengatakan harganya di kisaran Rp 15.000 hingga Rp 19.999 per liter.
ADVERTISEMENT
Menurut survei, 68,9% responden menggunakan minyak kemasan, 30,7% memakai minyak curah, dan 0,5% tidak menjawab.
Mayoritas warga juga tak tahu bahwa ada program BLT minyak goreng yang diluncurkan pemerintah di Juni 2022. Hanya 40,9% yang tahu, sedangkan 59,1% tidak tahu.
Adapun dari yang mengetahui bantuan tersebut, 30,3% mengaku menerima BLT minyak goreng. Sementara 69,7% tidak menerima.
Data kelangkaan minyak goreng. Foto: Dok. Indikator
"Masalahnya ada keterbatasan anggaran tapi kalau ditanya masyarakat, masyarakat umumnya merasa berhak mendapat BLT. Sementara negara ada keterbatasan finansial untuk memberikan BLT," terang Burhanuddin.
"Yang menarik yang mengaku berhak menerima 16,4% berdasarkan pendapatan, 43% dari 16,4% berpenghasilan di atas Rp 4 juta," imbuh dia.
Di sisi lain, 80,3% responden mengaku mengetahui upaya Presiden Jokowi yang mendukung Kejaksaan Agung untuk membongkar dan mengusut tuntas mafia minyak goreng. Sementara 34,6% mengatakan sangat mendukung sikap Jokowi tersebut, 60% mendukung, hanya 5,4% yang kurang mendukung, tidak mendukung, dan tidak tahu.
Data harga minyak goreng saat ini. Foto: Dok. Indikator
Survei dilakukan pada 16-24 Juni 2022 melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 responden yang dipilih secara acak. Responden ialah Warga Negara Indonesia yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
ADVERTISEMENT
Margin of error survei ini diperkirakan sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.