Indonesia Buka Opsi Beli Vaksin AstraZeneca, Pfizer, dan Sputnik V

19 November 2020 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin Pfizer. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin Pfizer. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus membuka diri dalam penyediaan vaksin corona. Termasuk tak hanya merujuk pada satu kandidat vaksin saja tapi beragam jenis lainnya jika nanti dianggap efektif mencegah penyebaran corona.
ADVERTISEMENT
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menyebut sudah ada pembicaraan masalah uji klinis dan pemakaian beberapa kandidat vaksin corona dari luar negeri, seperti Pfizer dari Amerika Serikat, AstraZeneca dari Inggris, dan Sputnik V dari Rusia.
"Sudah ada beberapa vaksin yang sudah mulai berkomunikasi dengan BPOM untuk membicarakan. Satu, akan melakukan uji klinis di Indonesia juga ada beberapa vaksin, kemudian juga vaksin yang akan diimpor di Indonesia, artinya diimpor berarti harus dapat izin pakai juga, penggunaan, masih belum izin edar ya," kata Penny, saat konferensi pers virtual, Kamis (19/11).
"Moderna belum, tapi Pfizer, AstraZeneca, Sputnik juga sudah dan saya kira mereka nanti juga akan mencari mitra industri farmasi yang ada di sini," tambahnya.
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Penny menjelaskan industri farmasi Indonesia sebenarnya sudah semakin maju dan siap dalam mengembangkan maupun memproduksi vaksin untuk manusia. BPOM pun sudah siap berperan sebagai pendamping.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya kapasitas industri farmasi di Indonesia untuk vaksin untuk produksi atau impor vaksin manusia itu cukup ada, umumnya (saat ini) mereka masih memproduksi vaksin hewan," ujarnya.
"Tapi sekarang sudah banyak industri farmasi yang mendapat pendampingan dari BPOM untuk siap-siap, nanti bisa memproduksi vaksin manusia," lanjutnya.
Ilustrasi vaksin Sputnik-V. Foto: Tatyana Makeyeva/REUTERS
Menurut Penny, pandemi corona menuntut adanya suatu inovasi bagi industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin.
"Pandemi ini membuka peluang untuk semakin besar industri farmasi di indonesia berkembang, tidak hanya BUMN, pandemi dan kita tidak tahu ke depan akan ada apa lagi, itu membuat kita juga harus siap untuk mandiri terkait vaksin," pungkasnya.
Sejauh ini, kandidat vaksin corona yang disebut-sebut akan dipakai di Indonesia adalah Sinovac dari China, yang juga sedang diuji klinis tahap III oleh Bio Farma di Bandung.
ADVERTISEMENT
Sementara pemerintah juga mengembangkan vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih, yang diperkirakan baru bisa diproduksi paling cepat akhir 2021.
Infografik Timeline Vaksinasi Corona Indonesia. Foto: kumparan