Indonesia Dorong Perdamaian Dunia dengan Cara Jalan Tengah

14 Agustus 2018 20:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
World Peace Forum di Hotel Sultan Jakarta (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
World Peace Forum di Hotel Sultan Jakarta (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 231 ulama, cendikiawan, aktivis dari berbagai negara dan organisasi internasional berkumpul untuk mengikuti The World Peace Forum dengan teman 'The Middle Path for The World Civilizations'. Hadir Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, Retno mengungkapkan Indonesia secara konsisten mendukung perdamaian dunia dengan 'jalan tengah'.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya kira forum ini bagus sekali ya, membuka semua tokoh-tokoh, tidak saja tokoh agama tapi juga civil society untuk berbicara mengenai masalah middle path," kata Retno di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (14/8).
Retno mengakui, untuk memperjuangkan perdamaian dengan jalan tengah sangat tidak mudah. "Kita tahu bahwa mengharus utamakan middle path approach ini tidak mudah, perlu komitmen yang tinggi perlu determinasi yang tinggi," terangnya.
Ia menyebut 'jalan tengah' tidak boleh berhenti hanya sekedar ide. Melainkan perlu diimplementasikan dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Retno melanjutkan, wajib melibatkan peran akar rumput khususnya pada lembaga keluarga dan perempuan.
"Saya sampaikan bahwa jangan lupa terhadap peran keluarga dan perempuan di dalam pengaruh utamakan di dalam nilai-nilai positif (keluarga)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Jangan pernah lupa di dalam upaya kita untuk middle path ini peran keluarga dan peran perempuan sangat menentukan," imbuhnya.
Senada dengan Retno, delegasi Yahudi Inggris untuk WPF Philip Rosenberg mengatakan harus ada aksi nyata setelah forum ini berlangsung.
"Menurut saya itu adalah ide yang sangat bagus, memang banyak hal-hal yang berbeda di setiap agama dan saya sangat senang Indonesia sangat fokus akan hal itu. Tapi saya rasa yang dikatakan Ibu Menlu tadi benar tentang bagaimana selanjutnya dapat menuangkan ide-ide ini dalam implementasi nyata," ujar Philip.
World Peace Forum di Hotel Sultan Jakarta (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
World Peace Forum di Hotel Sultan Jakarta (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Ia juga mengaku pesan perdamaian seperti ini selalu didengungkan dalam kehidupan pemeluk Yahudi dan tertanam secara mendalam dalam kehidupan sehari-hari.
"Yahudi juga sebenarnya mengajarkan perdamaian juga itu termasuk diajarkan di sekolah-sekolah. Mencintai perdamaian adalah hal yang sangat fundamental yang diajarkan oleh Yahudi. Jadi kita bisa melihat apa yang bisa dilakukan ke depannya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, delegasi Kajian Budaya Iran untuk WPF Mohammad Hossein Mozaffari mengungkapkan WPF adalah sebuah 'jembatan' para penggerak perdamaian guna bersama-sama membangun perdamaian dunia di atas pebedaan.
"World peace forum adalah forum komunikasi penting bagi para peace maker, mempersatukan berbagai budaya termasuk muslim dan non-muslim. Dan juga menyatukan berbagai komunitas muslim untuk saling berhubungan dan menjembatani perbedaan mereka sesuai dengan budaya mereka dan keberagaman mereka dan bahasa mereka," pungkasnya.
Acara tersebut akan berlangsung hingga tanggal 16 Agustus 2018 dengan berbagai sesi diskusi di antaranya 'Jalan Tengah' dalam perspektif agama, ideologi negara, ekonomi dan politik yang di sampaikan pada tanggal 15 Agustus. Sedangkan, tanggal 16 Agustus sesi diskusi 'Jalan Tengah' dalam implementasi budaya dan diakhiri dengan simpulan yang disebut dengan 'pesan Jakarta'.
ADVERTISEMENT