Indonesia Harap China Transparan dalam Penyelidikan Perbudakan ABK WNI

11 Juni 2020 15:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu RI Retno Marsudi menghadiri KTT Virtual AS-ASEAN. Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi menghadiri KTT Virtual AS-ASEAN. Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri
ADVERTISEMENT
Penyelidikan terhadap dugaan perbudakan dan perdagangan manusia di kapal ikan masih terus berlangsung di Indonesia dan China. Komunikasi terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia terkait jalannya penyeldikan di China.
ADVERTISEMENT
"Indonesia berharap mendapatkan hasil penyelidikan yang transparan dari China," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Kamis (11/6).
Ada empat ABK WNI yang meninggal dunia setelah bekerja di kapal penangkap ikan China Long Xing 692 pada akhir tahun lalu hingga 2020. Tiga jasad ABK tersebut dilarung di laut, seorang WNI lagi meninggal dunia di Korea Selatan.
Kasus ini terungkap bulan lalu setelah para ABK mengadukannya kepada media di Korsel. Mereka mengaku mendapatkan perlakuan buruk, tak digaji, dan sakit hingga meninggal di kapal tersebut.
Sebanyak 14 ABK yang selamat telah pulang ke tanah air dan kasus ini diselidiki oleh Bareskrim Polri. Retno mengatakan, polisi telah menangkap tiga tersangka yang mengirimkan para ABK ke kapal China itu.
ADVERTISEMENT
"Mereka dikenakan UU 21 tahun 2007 untuk perdagangan orang," kata Retno.
Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) Long Xing 629 tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (8/5'). Foto: ANTARA FOTO/Hasnugara
Retno mengatakan pemerintah Indonesia telah menyampaikan keprihatinan beberapa kali kepada China terkait perlakuan ABK. Komunikasi juga dilakukan antara KBRI di Beijing dengan Kemlu di China.
"Kami ingin melihat perkembangan investigasi ini di China," kata Retno.
Sementara dua orang ABK lainnya dari kapal Tian Yu 8 -satu pemilik dengan Long Xing 692 yaitu Dalian Ocean Fishing Company- telah pulang ke tanah air. Sebelumnya mereka dengan para ABK Long Xing 692 dikirim ke Busan sebelum kembali ke Indonesia.
"Pada 9 Juni Kemlu memfasilitasi kepulangan dua ABK ke Jakarta, mereka telah menjalani PCR dan mendapatkan health clearance di Bandara Soekarno-Hatta," ujar Retno.
ADVERTISEMENT