Indonesia Harus Bersiap Diri dengan Pertahanan di Laut

30 Juni 2020 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal berbendera Vietnam yang ditangkap Indonesia karena mencuri ikan di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal berbendera Vietnam yang ditangkap Indonesia karena mencuri ikan di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mendorong penerapan pendekatan diplomatis antar negara dalam menghadapi permasalahan atau konflik terkait wilayah perairan.
ADVERTISEMENT
Hal itu dia tegaskan dalam Webinar tentang bertema penguatan kelembagaan sistem keamanan laut Indonesia yang diselenggarakan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Selasa (30/6).
Syarif lalu mencontohkan soal permasalahan yang kerap terjadi di Laut Cina Selatan. Banyaknya negara yang mengklaim kepemilikannya di wilayah tersebut jelas berpotensi menghadirkan konflik antar negara yang lebih besar.
"Kenapa saya tekankan diplomasi, kita harapkan suatu sistem yang teduh, sehingga tak ada musuh dengan tetangga. Karena bila kita lihat Laut Cina Selatan ini memiliki potensi konflik yang sangat besar," ujar Syarif.
Tidak hanya menyikapi permasalahan dengan mengedepankan diskusi diplomatis, Syarief memandang penyiapan kekuatan pertahanan juga mengambil andil yang tidak kalah pentingnya.
Prajurit KRI Semarang-594 melakukan peran parade saat KRI Teuku Umar-385 sailing pass di Laut Natuna, Rabu (15/1). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
"Indonesia tentunya harus bersiap diri pertahanan dan keamanan yang bisa mempertahankan wilayah kita, oleh karena itu Indonesia membentuk Bakamla," ucap Syarief.
ADVERTISEMENT
Banyaknya negara yang memiliki kepentingan di wilayah Laut Cina selatan, menurut Syarief, semakin pula menegaskan bahwa langkah diplomatis merupakan pilihan paling tepat menindak lanjutinya.
Karena menurutnya, hingga saat ini telah terdapat sejumlah aturan yang memang mengatur terkait kepemilikan serta pembagian zonasi di wilayah tersebut.
"Kita harus dapat memaksimalkan diplomasi dengan negara lain, jangan sampai konflik di Laut Cina Selatan ini jadi pemicu pecahnya perang dunia ketiga. Karena bila itu terjadi jelas akan menyulitkan Indonesia," kata Syarief
"Tapi saya memprediksikan hal itu tak terjadi, kita menginginkan kedamaian di Laut Cina Selatan, kita ingin UNCLOS 1982 juga bisa dihormati. Kita menginginkan konflik itu dapat bisa ditangani bersama," tutupnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
**
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.