Indonesia Inisiasi Program Crops for Peace untuk Negara Konflik

5 November 2019 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenlu RI Mahendra Siregar memberi sambutan di acara International Workshop on Crops for Peace di Hotel Borobudur, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamenlu RI Mahendra Siregar memberi sambutan di acara International Workshop on Crops for Peace di Hotel Borobudur, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia menawarkan program Crops for Peace untuk negara-negara yang baru saja melewati konflik. Program ini merupakan bagian dari keanggotaan RI di Dewan Keamanan PBB.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar, mengatakan Crops for Peace adalah program untuk mempertahankan perdamaian melalui produksi pangan. Program ini telah ditawarkan ke beberapa negara, salah satunya Kolombia.
"Bagi mereka food atau crop adalah wadah, alat, sekaligus cara untuk mencapai ke tingkat yang lebih damai atau atau membuka perdamaian itu sendiri," kata Mahendra pada saat Workshop Crops For Peace di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (5/11).
Wamenlu RI Mahendra Siregar memberi sambutan di acara International Workshop on Crops for Peace di Hotel Borobudur, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Untuk program dengan Kolombia, pemerintah tengah menjajaki penanaman kelapa sawit di negara itu. Nantinya, kelapa sawit akan ditanam dan dikelola oleh eks pemberontak Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia (FARC).
"Para mantan kombatan akan diberikan lahan dan fasilitas untuk kembangkan pertanian," kata Mahendra.
ADVERTISEMENT
Mahendra menambahkan, sebelum ditawarkan ke negara lain, program ini telah berjalan di dalam negeri, yaitu saat pemerintah memberikan bantuan kepada mantan kombatan GAM.
"Indonesia sendiri utamanya dengan perkembangan di Aceh pada 10-15 tahun bisa jadi contoh mereka, bahwa proses tak berhenti di situ, ada proses politiknya hukum dan sebagainya, tapi dalam arti penghidupan di desa terpencil, pertanian, dan produk pertanian, jadi sangat penting itu konteksnya," ucapnya.