news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Indonesia Lewati Puncak Omicron, Warga Diimbau Tetap Waspada 2 Minggu ke Depan

25 Februari 2022 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kasus corona akibat varian Omicron di Indonesia sempat melonjak pada Januari hingga Februari ini. Namun, Pemerintah memprediksi kurva kasus COVID-19 di Indonesia akan menurun pada bulan akhir Februari atau Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun dapat dilihat dari terjadi penurunan angka positivity rate secara nasional menjadi 17,7% dan positivity rate di sejumlah daerah juga menunjukkan penurunan. Dilansir covid19.go.id, per Kamis (24/2) secara nasional angka kesembuhan harian juga bertambah sebesar 42.518 orang per hari.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dr. Dicky Budiman, mengamini hal tersebut. Ia menjelaskan terdapat dua kabar baik dalam beberapa waktu terakhir.
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia. Foto: Dok. Pribadi
Yaitu sebagian besar dari yang terinfeksi ini ternyata tidak bergejala atau bergejala ringan. Yang kedua yaitu kemampuan mendeteksi kasus-kasus dari provinsi khususnya di Pulau Jawa jauh lebih meningkat dibandingkan 2 gelombang sebelumnya.
Meskipun sudah melewati puncak, masyarakat diimbau untuk tetap waspada 2 minggu ke depan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya, apabila sudah mencapai puncak, angka positivity rate akan menurun dan angka reproduksi serta arah tren juga menurun. Hal ini berbeda dengan kondisi Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
“Saat ini kebalikannya, test positivity ratenya meningkat bahkan di atas 18%, namun angka reproduksi masih tinggi. Hal ini yang membuat pertumbuhannya juga masih positif. Sudah melewati masa puncak, bukan berarti masa krisis sudah berlalu.” kata Dicky Budiman melalui pesan singkat, Jumat (25/2).
Oleh karena itu, diperlukannya partisipasi dari pihak pemerintah maupun masyarakat dalam upaya mengoptimalkan penerapan berbagai upaya pencegahan, seperti upaya mitigasi dan deteksi, disiplin protokol kesehatan, menggencarkan vaksinasi maupun upaya 3T.
“Puncak itu bukan berarti semua ikut mereda otomatis, puncak itu hanya terjadi titik jenuhnya tercapai. Sehingga upaya mitigasi, deteksi, vaksinasi maupun 5m tidak boleh kendor.” jelas dr. Dicky Budiman.
Sejauh ini, kasus tertinggi di Indonesia tercatat pada 18 Februari 2022, mencapai 64.718 orang. Beberapa hari kemudian kasus menunjukkan tren melandai, meski masih tinggi.
ADVERTISEMENT
Reporter: Devi Pattricia