Indonesia Power, LIPI, dan KLHK Tempatkan 10 Nano Bubble di Kali Item

4 Oktober 2018 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kali Sentiong atau yang biasa disebut Kali Item kembali mendapat perhatian. Kali ini, Indonesia Power, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama memasang 10 alat nano bubbles di Kali Item.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Anto Tri Sugiharto mengungkapkan, masing-masing lembaga akan menempatkan beberapa unit nano bubbles di Kali Item. Nano bubbles diketahui memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai penghilang bau dan normalisasi ekosistem biota Kali Item.
“Jadi hari ini kami tambah alat nano bubbles. Rinciannya LIPI 2 unit, dari KLHK 4 unit, dan Indonesia Power itu sekarang akan tambah 4 unit," ungkap Anto di Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
"Ada 2 fungsi. Pertama, plasma mengubah oksigen jadi ozon. Kemudian ozon yang kita produksi kita masukkan ke air dengan nano bubles, sehingga ozon dan nano larut dalam air. Fungsinya ozon di sini untuk hilangkan bau karena Kali Item kan bau, jadi baunya bisa langsung hilang dengan menggunakan ozonnya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain kedua fungsi itu, nano bubble juga bisa memproduksi oksigen dalam ukuran partikel nano. Oksigen tersebut nanti akan larut di dalam air, dan diharapkan bisa mengembalikan ekosistem Kali Item.
“Tadinya dari 0,01 PPM (part per million) enggak ada oksigen. Setelah alat kita beroperasi jadi 5,5 PPM. Dan untuk kebutuhan makhluk hidup dari range 4-6 PPM itu biasanya di ekosistem. Jadi kita sudah bisa memenuhi ekosistemnya,” tuturnya.
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Ano menjelaskan, nano bubble membutuhkan waktu seminggu untuk bisa menghilangkan bau di Kali Item. Akan ada 10 nano bubble yang disebar di Kali Item dalam radius 20 meter.
Beberapa titik yang akan dipasang nano bubble seperti jembatan Jalan Keneng Mudatsir hingga Sekolah Jubilee. Sehingga jika ditotal, nano bubble akan dipasang di Kali Item sepanjang 700 meter.
ADVERTISEMENT
"Kalau awalnya kan airnya warnanya hitam banget kayak oli bekas. Kalau sekarang mendinganlah, enggak hitam banget," pungkasnya.
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan teknologi plasma nano bubble di Kali Item, Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Upaya normalisasi Kali Item sudah dimulai sejak awal Agustus lalu, tepatnya sebelum perhelatan Asian Games. Bau tidak sedap yang berasal dari Kali Item dinilai akan mengganggu para atlet yang tinggal di Wisma Atlet yang letaknya persis di depan kali.
Saat itu, Pemprov DKI memasang jaring berwarna hitam untuk meminimalisir bau tidak sedap Kali Item. Kemudian, bubuk penghilang bau juga disebar agar bau tidak sedap semakin diminimalisir.