Indra Rudiansyah: Jika RI Andalkan Booster Sekarang Akan Ada Ketimpangan

29 Juli 2021 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Sinovac kepada warga saat mobil vaksin keliling singgah di Kantor Kelurahan Cipedak, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Sinovac kepada warga saat mobil vaksin keliling singgah di Kantor Kelurahan Cipedak, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
WNI yang ikut mengembangkan vaksin AstraZeneca di Universitas Oxford, Inggris, Indra Rudiansyah ikut bicara tentang suntikan ketiga vaksinasi corona (booster) bagi masyarakat. Ia menilai saat ini masyarakat umum belum membutuhkan booster, karena masih banyak orang yang belum mendapatkan vaksinasi dua dosis.
ADVERTISEMENT
“Sekarang kita ingat di Indonesia masih banyak yang belum dapat dosis pertama atau menyelesaikan dosis kedua, sedangkan vaksin sangat terbatas. Ingat vaksin itu bekerja secara kelompok. Jadi untuk menghilangkan orang-orang yang rentan dari virus SARS-CoV-2 ini kita harus memvaksinasi sebanyak mungkin orang yang bisa divaksinasi jadi aman dari virusnya,” kata Indra secara virtual kepada wartawan, Kamis (28/7).
“Jika kita mengandalkan dosis ketiga (booster) maka akan ada ketimpangan stok antara orang-orang yang membutuhkan. Jadi akan ada kompetisi. Jadi menurut saya dosis ketiga [saat ini] sangat tidak perlu,” tambah dia.
Lebih lanjut, Indra menerangkan selain antibodi, sel imun memori juga akan terbentuk dalam tubuh seseorang usai divaksin. Sel imun memori ini dapat melawan saat virus corona menyerang.
ADVERTISEMENT
Artinya, meski kadar antibodi usai divaksin akan menurun, masih ada sel imun memori yang bisa melindungi tubuh dari virus. Ini sebabnya untuk saat ini, dua dosis vaksin corona sudah cukup bagi seseorang.
“Saat ini vaksin pada umumnya diberikan 2 dosis dengan jeda 28 hari sampai 3 bulan, untuk AstraZeneca bisa diberikan setelah 4-12 minggu. Kenapa harus 2 dosis? Karena dosis pertama sebagai perkenalan awal dengan virus, kemudian tubuh memproses sehingga enggak langsung kebal, tapi tubuh perlu waktu proses, tubuh kita akan memanggil seperangkat respons imun untuk bisa belajar,” jelas Indra.
“Kemudian dosis kedua diberikan menguji sistem imun kita sudah belajar belum dari yang pertama. Ternyata imun kita sudah belajar, akhirnya dibentuklah sel imun memori yang bisa menghadapi infeksi sebenarnya di masa mendatang,” tambah dia.
ADVERTISEMENT
Indra mengakui saat ini memang untuk vaksin AstraZeneca sendiri sudah ada studi yang membuktikan bahwa dosis ketiga itu bisa memantain antibodi respons yang dihasilkan. Jadi, kata dia, ketika antibodi sudah turun kembali kemudian diberikan dosis ketiga, itu bisa kembali ke level yang diinginkan.
Tetapi, ia kembali mengingatkan bahwa hampir semua negara, termasuk Indonesia, masih harus lebih dulu memenuhi target herd immunity.
Di sisi lain, saat ini pemberian booster vaksin Moderna sudah diberikan kepada tenaga kesehatan di RI yang sebelumnya mendapat dosis penuh vaksin Sinovac. Meski Indra merasa booster sebetulnya belum dibutuhkan, ia menilai hal ini baik untuk bisa dijadikan bahan evaluasi terkait pemberian dosis ketiga vaksin corona.
“Bagi nakes mungkin bisa jadi studi tersendiri bagi Indonesia untuk melihat apa memang dosis ketiga ini memang efektif, bisa membooster kembali nakes setelah dapat dua dosis, atau tidak ada efek sama sekali. Sehingga selain kita memberikan dosis ketiga ke nakes, sebaiknya kita juga mengobservasi atau memonitoring para nakes yang dapat dosis ketiga,” papar dia.
ADVERTISEMENT
Indra Rudiansyah merupakan alumni Beswan Djarum sebagai penerima program Djarum Beasiswa Plus angkatan 2011/2012 dari Bakti Pendidikan Djarum Foundation.