Inggris Gelontorkan Rp. 9,86 Triliun Untuk Tes Cepat Corona

3 September 2020 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis membawa pasien virus corona dari ambulans menuju rumah sakit S Thomas di London, Inggris. Foto: REUTERS/Hannah McKay
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis membawa pasien virus corona dari ambulans menuju rumah sakit S Thomas di London, Inggris. Foto: REUTERS/Hannah McKay
ADVERTISEMENT
Inggris tengah berinvestasi dalam pengembangan tes cepat virus corona. Inggris berkeinginan agar pengujian sistematis dan meluas untuk mendeteksi penyebaran virus corona lebih awal.
ADVERTISEMENT
Kementerian kesehatan mengatakan akan menyediakan dana sebesar 500 juta poundsterling atau sekitar Rp. 9.86 triliun untuk percobaan tes cepat COVID-19.
Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan dia berharap pengujian massal menggunakan tes COVID-19 yang lebih cepat dapat diluncurkan menjelang akhir tahun.
Ia menambahkan bahwa itu adalah kunci untuk memulihkan kebebasan setelah berbulan-bulan pembatasan COVID-19.
“Saya ingin memecahkan masalah dengan melakukan tes yang lebih meluas pada skala yang lebih besar. Anda tidak dapat melakukannya dengan teknologi yang ada saat ini," kata Hancock kepada BBC.
Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas percobaan uji sampel air liur dan uji cepat selama 20 menit di Inggris Selatan. Sementara uji coba di masyarakat di salah satu kota di Inggris, Salford akan dilakukan secara berkala.
Seorang pria mengenakan topeng pelindung terlihat di luar Gedung Parlemen, di London, Inggris Foto: REUTERS/Henry Nicholls
Dalam uji populasi orang-orang akan dites secara teratur, terlepas dari apakah mereka memiliki gejala, sehingga setiap kasus dapat diketahui sebelum menyebar luas.
ADVERTISEMENT
Saat ini pengujian virus corona yang ada hanya bagi warga jika memiliki gejala, meskipun tes yang lebih rutin tersedia untuk profesi tertentu, seperti petugas medis.
"Waktu yang tepat untuk memikirkan tentang meningkatkan pengujian ke komunitas yang lebih luas dan pengujian tanpa gejala selama musim panas ketika kami relatif aman terhadap COVID," kata Alan McNally, Profesor Genomik Evolusi Mikroba di Universitas Birmingham, kepada radio BBC.
Hingga kini Inggris memiliki total 338.676 infeksi virus corona dengan 41.514 kematian.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona