Ini Penyebab Guncangan Gempa 6,6 M Banten Terasa Sangat Kuat di Jakarta

15 Januari 2022 13:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang panik usai gempa di MMC Tower Jenderal Sudirman, Jakarta.  Foto: Dok. Ramadhan
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang panik usai gempa di MMC Tower Jenderal Sudirman, Jakarta. Foto: Dok. Ramadhan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Jabodetabek, khususnya yang sedang di gedung bertingkat di Jakarta, panik saat merasakan guncangan gempa sangat kuat pada Jumat (14/1) sore kemarin. Pusat gempa berkekuatan 6,6 magnitudo ini terjadi di 52 kilometer barat daya Sumur, Banten, atau dekat Ujung Kulon.
ADVERTISEMENT
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pun menjelasakan penyebab guncangan gempa terasa sangat kuat di Jakarta karena adanya efek dari lapisan tanah lunak dan tebal.
"Guncangan gempa ini terasa sangat kuat di Jakarta disebabkan karena adanya efek tapak lokal (local site effect) lapisan tanah lunak dan tebal di wilayah Jakarta yang memicu terjadinya resonansi gelombang gempa," jelas Daryono dalam keterangan resminya, Sabtu (15/1).
"Hingga akhirnya guncangan tanah mengalami amplifikasi atau perbesaran, di samping juga adanya fenomena vibrasi periode panjang (long period vibration) karena gempa kuat yang sumbernya relatif jauh," imbuhnya.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. Foto: Jafrianto/kumparan
Daryono menyebut gempa ini bersifat destruktif atau merusak yang terjadi di lempeng Indo Australia. Sama seperti saat gempa selatan Jawa pada April 2021.
ADVERTISEMENT
"Gempa Ujung Kulon ini jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur magnitudo 6,1 pada 10 April 2021 lalu yang juga bersifat destruktif. Sama-sama gempa intraslab yaitu gempa dengan sumber di dalam Lempeng Indo-Australia," terangnya.
Kondisi di Gedung KPK saat gempa mengguncang Banten hingga Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
Sementara terkait jenisnya merupakan gempa dangkal akibat adanya deformasi/patahan batuan di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi/menunjam ke bawah Selat Sunda-Banten.
"Para ahli menyebut jenis gempa ini sebagai "intraslab earthquake", ciri gempa intraslab mampu meradiasikan guncangan (ground motion) yang lebih besar dan lebih kuat dari gempa sekelasnya dari sumber lain. Sehingga wajar jika gempa ini memiliki spektrum guncangan yang sangat luas dirasakan hingga Sumatra Selatan hingga Jawa Barat," paparnya.